Lihat ke Halaman Asli

Treewani AGPangaribuan

Whatever you are, be a good one

Manusia Menguasai dan Mengeksploitasi Alam

Diperbarui: 16 Maret 2021   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesungguhnya Manusia dengan alam memiliki kesetaraan karena pada dasarnya manusia memiliki kedudukan yang hampir sama. Kalau kita berpikir dan merenungkan bahwa hubungan manusia dengan alam memiliki hubungan secara kontinuitas (berkelanjutan). Dan ketika kita meningat-ingat pelajaran yang pernah kita pelajari dalam pelajaran IPA mengenai geografis dikatakan bahwa manusia acap kali melihat dirinya lebih kecil, karena dia adalah gambaran dari dunia yang besar ini. Manusia merupakan mikrokosmos dari makrokosmos, yaitu alam itu sendiri. Paham ini juga dianut dengan baik oleh manusia kuno dan para filsuf bahwa memang benar manusia dengan alam memiliki hubungan yang tidak bisa terpisahkan, dengan berjalannya hubungan manusia dengan alam maka terlihat sebuah keharmonisasian.

Dalam pengalaman kita selama hidup di bumi bahwa kita tahu sumber ekonomi manusia adalah pada dasarnya berasal dari alam. Karena alam diyakini sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Memang benar, Allah memberikan amanah kepada manusia di dalam kitab Kejadian 1:28 yang mengatakan "beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi". Dari ayat tersebut kita memang diberikan kuasa untuk memenuhi bumi, menaklukkan bumi, dan berkuasa atas apa yang ada di bumi. Mungkin barangkali manusia menyalahartikan maksud Allah dalam teks tersebut. Karena sejatinya Allah memberikan amanah tersebut agar umat manusia tersebar diseluruh penjuru bumi dengan berbagai ras dan suku. Tetapi, dalam ayat tersebut ada maksud Allah agar manusia merawat alam itu sendiri, sebab alam tersebut adalah tempat tinggal manusia ciptaan Allah dan ciptaan lainnya, maka tentu saja mereka harus merawat alam dan memeliharanya. Kita bisa merasakan betapa mutlaknya kebergantungan hidup dan kesejahteraan manusia pada kemurahan alam, yaitu bumi.

Hadirnya teknologi memungkinkan manusia dapat mengubah lingkungan alamiah menjadi lingkungan buatan, seperti yang sudah sangat sering kita lihat bahwa hutan diubah menjadi sebuah perkotaan dan bangunan-bangunan megah lainnya. Manusia mampu untuk mengubah alam sesuai dengan keinginannya dengan menggunakan kemampuannya berbudaya. Karena sesungguhnya kalau semakain tinggi kebudayaan seseorang, maka semakin beraneka ragam keinginan dan kebutuhannya.

Namun, kita tahu dan menyadari bahwa kebutuhan dan keinginan manusia sering tidak mampu dipisahkan dari keingginannya yang tidak pernah terbatas dan tak terhingga. Akibatnya ilmu pengetahuan dan teknologi sering sekali digunakan untuk mengeksploitasi lingkungan alam dan ekploitasi tersebut menjadi tak terbatas pula. Demi kesejahteraan dan kenyamanan hidup manusia, alam telah disulap menjadis sesuatu yang hebat dengan perkotaan, bangunan-bangunan pencakar langit, tanah yang begitu subur dan hutan yang merupakan paru-paru dunia diambil dan diolah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan keinginan manusia. Dalam semua kegiatan tersebut alam alamiah dikorbankan untuk kepentingan, kebutuhan dan keinginan manusia akan kebutuhan sandang dan pangan.

Kekuasaan manusia yang semakin besar atas lingkungan ditandai oleh pesatnya dan menipisnya sumber daya alam yang diekploitasi untuk memenuhi kebutuhan umat manusia yang terus bertambah dan dengan menggunakan teknologi yang merupakan wujud dari ilmu pengetahuan manusia yang cukup dominan berperan merusak alam ciptaan Allah. Pada akhirnya ketika alam telah tak punya tempat dan ruang untuk bernafas, maka akan terjadi erosi, banjir, dan meluapnya amarah bumi kepada manusia, menipisnya kebutuhan pangan karena tanah subur semakin habis dilalap oleh keinginan manusia. Dan alam akan menguasai manusia bahkan juga memusnahkan manusia itu sendiri. Maka dalam hal ini, kuasa Allah akan dinyatakan melalui alam, bahwa alam adalah ciptaan Allah namun manusia tidak boleh melakukan tindakan semena-mena terhadap Alam karena, mandat Allah kepada manusia untuk menaklukkan dan menguasai alam bukanlah bertujuan untuk merusaknya namun untuk memeliharanya agar kebutuhan hidupnya bisa terpenehui secukupnya bukan selebihnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline