Lihat ke Halaman Asli

Antara Profesionalisme Guru dan Ikhlas dengan Beban Kerja Lain

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru akhir-akhir ini menjadi suatu karir yang bisa dibilang menggiurkan karena adanya jenjang karir. Namun dari sisi lain, apakah guru yang profesional akan selalu IKLHAS dalam bekerja? Jadi santai saja ketika gajinya di awal minim ada beban kerja lain dia anggap ibadah?

Kerapkali terdengar komentar miring, bahwa jika suatu pekerjaan yang dilakukan atas dasar keikhlasan berarti kurang profesional, sebaliknya pekerjaan yang profesional berarti tidak ikhlas. Keikhlasan secara keliru ditampilkan dalam kerja seadanya atau "semampunya" dalam arti minimalis, sedangkan profesional dikesankan pekerjaan yang serius tapi serba uang. Tampak kesan, bahwa keduanya (keikhlasan dan profesionalisme) tidak dapat dipertemukan.

Jadi seharusnya dan ini cuma pendapat saja? Jika gaji guru di awal-awal masa kerja gajinya sedikit apakah guru tidak layak untuk sodaqoh? infaq? haji? Kalau layak darimana mau ibadah tersebut sedangkan gaji untuk keluarga saja sudah pas-pasan?

sedikit di ambil dari beberapa sumber (pembicara)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline