Bulan Desember 2010, saya baru bangun tidur di sebuah kamar hotel di Senggigi, Lombok. Kebiasaan saya ketika baru bangun tidur adalah ngecek handphone dan buka twitter. Hahaha... Di timeline saya, mucul tweet dari pengamat sepakbola idola saya, Andibachtiar Yusuf, yang mempromosikan diri bahwa dia akan tampil sebagai narasumber di acara Metro Pagi untuk membahas tentang performa timnas di AFF Cup. Saat itu Indonesia bau saja mengalahkan Filipina dan lolos ke Final AFF Cup untuk kemudian berhadapan dengan Malaysia. Bang Ucup juga bilang kalau dia ngga sendirian tapi ada narasumber lain, yaitu Timo Scheunemann. Pas baca nama itu, saya langsung mengernyitkan dahi. Ngga pakai pikir panjang, saya langsung nyalain tv dan cari channel Metro TV. Pagi yang agak mendung di Senggigi bisa dicerahkan dengan kehadiran Bang Ucup dengan gaya bicaranya yang nyolot tapi asik! Di sebelah dia, ada pria bule dengan kaos hitam polos berlengan panjang. Saya bertanya dong, eh tapi dalam hati aja... "Siapa dia? Oh mungkin ini si Timo itu kali ya!" Dan pertanyaan saya langsung terjawab karena di tv muncul nama dan jabatan si bule ini. Oohh.. jadi dia pelatih Persema Malang thoo. Adegan berikutnya adalah sang presenter acara itu bertanya dengan bahasa Indonesia lalu dijawab oleh si bule dengan bahasa Indonesia yang ngga kalah bagusnya dengan si presenter. Waaahh... ada another Wolfgang Pikal nih (bule yang lancar berbahasa Indonesia di dunia sepakbola) hehehe... Itu hal pertama yang bikin saya terpesona, hal keduanya adalah beliau terlihat sangat cerdas, berwibawa dan tau betul tentang persepakbolaan negara ini. Timo juga saat itu membawa buku yang dia tulis, saya lupa judulnya. Yang saya ingat, Bang Ucup nyeletuk bahwa semua pemain timnas harus baca buku itu untuk meningkatkan skill individu mereka. Kira-kira itulah kesan pertama yang ditinggalkan Timo untuk saya. Setelah acara itu selesai, kekaguman saya terhadap Timo pun selesai karena saya fokus dengan liburan saya lagi.
Nama Timo baru muncul lagi bersamaan dengan gencarnya pemberitaan tentang LPI. Tim yang ia tukangi, Persema, ternyata menjadi tim ISL pertama yang memilih untuk hengkang ke LPI. Timo juga dikenal karena dialah yang akhirnya memutuskan untuk mengajak Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan untuk bermain di Indonesia, di Persema lebih tepatnya. Timo juga sangat membela Irfan untuk bisa tetap tampil membela Indonesia melalui timnas U-23. Setiap kali saya melihat Timo diwawancara di tv, saya selalu kagum dengan jawabannya. Pembawaanya tenang dan sekali lagi saya harus bilang bahwa ia memang orang yang cerdas.
Selepas itu, ya saya juga ngga terlalu ngikutin perkembangannya sih! Saya cuma tau kalau Persema cukup sering menang di LPI. That's it! Tapi, sekitar 2 minggu yang lalu kalau saya tidak salah, teman saya Tomi yang bekerja di salah satu brand sport lokal menghubungi saya. Dia bilang kantornya bikin kuis yang berhadiah sepatu dan teman saya yang lain, Putri, ternyata menang. Tomi nyuruh saya untuk datang ke kantornya dalam rangka nemenin si Putri. FYI, Putri ini emang agak buta peta kota Jakarta dan kantor si Tomi ini letaknya cukup nun jauh disana. Tomi sih menjanjikan sepasang sepatu untuk saya kalau saya mau nganter si Putri. hehehe... Sayangnya, pas hari H, ada sepupu saya yang menginap di rumah jadi saya gagal bergabung dengan Putri untuk main-main ke kantor Tomi.
Beberapa hari setelah acara itu, Putri mengganti semua avatar di social medianya dengan fotonya bersama Timo Scheunemann dan Kim Kurniawan yang ternyata baru saja ditunjuk jadi brand ambassador brand sport lokal tersebut. Kedatangan Putri ke kantor Tomi ternyata juga dalam rangka press conference terpilihnya Timo & Kim sebagai brand ambassador dan itu PRIVATE! Invitation only! Saya pun uring-uringan, nyesel, sebel karena ngga ikut si Putri. Putri terus pamer tentang setiap obrolannya sama coach Timo. Mereka juga milih sepatu bareng-bareng karena mereka dapat previlige bebas memilih sepatu yang mereka mau. Kurang ajarnya, si Putri milih yang LIMITED EDITION! Huh!
Tapi semua terbalas karena hari Minggu (20/2) kemarin, saya dan Putri sengaja menyambangi Stadion Persikabo di Cibinong untuk liat coach Timo memimpin armadanya melawan Bogor Raya dalam gelaran Liga Primer Indonesia. Saya memilih untuk duduk di tribun VIP dan persis di belakang bench Persema, biar puas liat si coach :D Pas saya sampai, tribun VIP sudah penuh dengan ibu-ibu, remaja putri, anak-anak dan beberapa ekspatriat. Well, jumlah laki-lakinya juga banyak sih tapi masih kalah banyak sama jumlah ibu-ibu yang ngefans sama Irfan Bachdin -__-" Sementara yang lain sibuk teriak-teriak manggil nama Irfan sama Kim, saya sibuk memandangi si coach dan terus mengarahkan kamera saya ke arah beliau. Sepanjang pertandingan, selain memang saya menikmati pertandingannya, saya juga selalu memperhatikan gerak-gerik si coach. Termasuk saat dia mulai teriak-teriak agak marah sama beberapa pemainnya atau saat Irfan mendedikasikan golnya untuk coach dengan mengangkat 9 jari tangannya lalu coach pun tersenyum. Usut punya usut, ternyata Irfan memberikan ucapan Happy 9th Wedding Anniversary untuk pelatihnya. Wow!
Hasil dari menyaksikan pertandingan Bogor Raya vs Persema adalah... saya punya cukup banyak stock foto dari coach Timo :D Ini dia beberapa diantaranya!
kasih instruksi ke pemain
with Robby Gaspar
with Matias Ibo (fisiotherapist Persema & Timnas)
menjawab pertanyaan wartawan setelah pertandingan
Walaupun saya dapat banyak foto si coach tapi saya agak sedih karena ngga bisa ngobrol sama si coach, padahal banyak hal yang mau saya tanyakan :(( Tapi sedih saya cuma sebentar, karena Putri membawa angin sejuk ditengah panasnya Stadion Persikabo sore itu. Hahaha... Ini yang bikin saya percaya dengan pepatah "If there's a will, there's a way" karena ternyata hari Senin (21/2) ada acara Meet & Greet with Timo & Kim di Arena PRJ yang diselenggarakan oleh brand sport lokal yang mensponsori mereka. Dengan bantuan Tomi yang emang kerja disitu dan Putri yang sebelumnya juga udah pernah ketemu si coach, saya pun memutuskan untuk ke TKP :D
[caption id="attachment_90658" align="alignleft" width="300" caption="senyum kaku saking senengnya :D"]
[/caption]
Acara harusnya mulai jam 4 sore tapi baru mulai menjelang jam 5. Indonesiaaa... Indonesiaaa.... Hahaha! Intinya, saya & Putri nyamperin coach dan senangnya coach masih ingat sama Putri karena sebelumnya pernah ketemu. Putri lalu memperkenalkan saya ke coach, "Coach, ini Innes". Mau tau coach bilang apa? "Oohh iyaa.. Innes. Lucu yaaa... dari temenan di twitter, jadi bisa ketemu langsung. Haiii..." Kenapa coach bisa bilang gitu, karena sesudah pertandingan kemarin saya ngetweet ke coach dan kirim foto dia via twitter :D Senangnya beliau notice juga atas keberadaan saya (sebenernya mau pingsan di tempat). Hahahaa....
Dari sapaan ringan itu, kita mulai ngobrol. Mulai dari ngebahas pertandingan kemarin, soal surat kewarnegaraan Kim yang ditahan PSSI, kehadiran coach di acara Cap Go Meh yang juga dihadiri Pak SBY, dan lain-lain yang menyenangkan. Yang saya ngga habis pikir, kok bisa ya si coach cerita gamblang banget ke saya dan Putri soal segala hal padahal kita baru kenal. Transparan banget nih orang! Seolah-olah dia lagi jawab pertanyaan wartawan padahal sebenarnya kan yang nanya cuma dua orang bocah. Dia sempat cerita bahwa dia membebaskan Kim untuk pindah klub seandainya memang Kim mau main di timnas Indonesia. Karena seperti yang kita tau, Kim ngga bisa main di timnas karena tim yang Kim bela saat ini, Persema, main di LPI. Tapi Kim ngga mau pindah dan meninggalkan coach Timo karena Kim merasa hutang budi. Menurut coach, Kim bilang kalau seandainya coach Timo ngga ngajak dia main di Persema, mana mungkin dia bisa main di Indonesia. Makanya kemarin Kim sama coach Timo sengaja datang ke acara Cap Go Meh untuk menemui Pak SBY untuk membahas masalah surat kewarganegaraan Kim. "Itu juga kalau presiden ada waktu", begitu kata coach!