Dear Readers, Akhir2 ini saya banyak merenung, dan bercermin ke dalam, sebab pada akhir akhir ini lumayan banyak isu sensitif yang saya tangani termasuk yang menyangkut beberapa tokoh nasional di negara ini. Bahan renungan saya hanya satu, yaitu agar saya tidak pernah lupa menjejak tanah, dan tidak pernah lalai untuk tetap menyadari bahwa saat ini saya masih harus tetap belajar, karena sebagai acuan saja, Guru saya pribadi berkata bahwa ia baru akan mengakui saya sebagai seorang master, ketika pengalaman reading saya telah di atas angka 10.000, angka yang cukup banyak, tetapi menyenangkan untuk di kejar. :) Kemarin, sekali lagi saya di berikan sebuah pelajaran baru, dan di ingatkan untuk lebih kritis memandang sebuah masalah, dan pengalaman tersebutlah yang merupakan latar belakang di tulis nya artikel ini. Dalam kesibukan saya, tiba2 kemarin saya mendapatkan email dari seorang klien, yang bertanya tentang kondisi kakak nya, yang saat itu sedang berada di UGD sebuah rumah sakit lokal. Si kakak mengalami kecelakaan, dan setelah mendapatkan penanganan, sampai sebulan sesudah nya, penyakit nya tidak membaik, malah kondisi nya semakin mengkawatirkan. Keluarga nya ada rencana untuk membawa nya ke luar negri dari awal, tetapi selalu saja tertunda karena faktor teknis maupun nonteknis. Membaca bazi ini, saya langsung mendapat feeling tidak enak, karena bazi ini sedang dalam sebuah kondisi yang sangat kritis, tetapi saya masih melihat ada secercah harapan untuk mengakali kondisi sekarang, prioritas saya adalah memperlebar celah yang sempit tersebut agar si pasien lolos dari lobang jarum. Tetapi, disini saya di hadapkan pada kenyataan pahit, belum ada 5 menit dari saya menutup percakapan, si klien menghubungi saya lagi mengatakan bahwa sang kakak telah berpulang... :( Hati saya seakan terkoyak mendengar nya, menyesal karena penanganan yang terlambat, dan juga shock karena saya sekali lagi di ingatkan oleh "Destiny" untuk tidak melangkahi sesuatu yang di gariskan, meskipun manipulasi yang niat nya saya ingin lakukan masih sesuai dengan bazi nya, tetapi ternyata faktor waktu menghalangi saya dan si calon klien. Dengan artikel ini, sudi lah kira nya para rekan2 sekalian memberikan hening cipta dan mengantarkan sang kakak, mohon agar ia dapat mendapatkan tempat yang lebih baik. Setelah itu, mari kita lihat pembahasan bazi nya sebagai berikut. Xin, lahir pada puncak musim panas, kondisi yang sangat panas mengharuskan xin bergantung kepada air. Posisi air pada chart ini terdapat pada pillar tahun, Gui Chou, sayang nya, Gui di combine oleh Wu pada pillar bulan, menjadi api yang lebih besar lagi. Sedangkan kemudian ada kombinasi San Hui api pada karakter Wu dan Si di bawah, menjadikan element api yang sangat tajam dan panas pada chart ini. Kehadiran Geng pada pillar Jam tidak banyak membantu, memperkuat element logam, tetapi logam dan api yang begitu dominan akan menimbulkan konflik. Air di chou, yang memang pada dasar nya sulit untuk di pakai, akan semakin sulit di pakai karena di kelilingi api, sehingga air yang tersimpan di tanah tersebut otomatis menjadi semakin terkungkung bahkan kering. Kondisi chart nya pada saat ini ibarat selempeng logam yang di bakar sampai sangat panas sekali, merah membara. Pada periode Ren Xu, Xu sebagai element bumi dari life periode akan mengcombine (karena ingat, dalam pembacaan life period harus mempertimbangkan cabang bumi sebagai Qi akar) Wu dan Yin, memperbesar api. Saat ini, air yang semula menjadi favourbale, malah harus di haramkan, karena bayangkan saja, selempeng logam yang begitu panas, begitu di tetes air, yang terjadi adalah logam tersebut akan bolong. Disebabkan ia struktur nya tidak bisa mentoleransi perubahan suhu yang begitu cepat. Hal ini lah yang membuat wanita ini akan meninggal dikarenakan infeksi pada paru2, sebab ternyata infeksi dari luka kecelakaan tersebut telah mejalar ke paru-paru. Sedikit catatan, sebenar nya saya mencoba mengoptimalkan air yang ada di Chou, sebab meskipun tersimpan, harapan saya air disana masih bisa dipakai (Peluang nya sangat tipis, tetapi masih mungkin secara bazi), apalagi mengingat periode kehidupan nya di depan adalah periode utara. Tetapi sebelum dilakukan langkah untuk memakai air di chou tersebut, waktu dan takdir telah berkata lain. Dear Readers, sekali lagi mari kita berharap yang terbaik bagi sang wanita, dan juga bagi keluarga yang di tinggalkan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H