Lihat ke Halaman Asli

Algojo ISIS Pemenggal Warga Asing Terlacak Drone

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas pria bertopeng yang menjadi pemenggal dari pihak ISIS kian hari menjadi misteri, meskipun demikian ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa algojo tersebut adalah “Jihadi John”.

Untuk melacak keberadaan dan kebenaran siapa sang algojo tersebut Inggris telah mengirimkan “drone”, yaitu pesawat tak berawak yang di mana pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan hingga lebih dari 300 km/jam. Drone ini bertujuan untuk memata-matai aktivitas ISIS serta memata-matai apakah algojo tersebut adalah Jihadi John atau bukan dan ternyata sang algojo tersebut adalah Jihadi John. Drone tersebut bisa saja melakukan penyerangan di mana lokasi John dan ISIS tersebut berada akan tetapi pihak Inggris pun tidak mau mengambil langkah tersebut begitu saja dikarenakan risiko yang besar dan bisa saja terjadi pertumpahan darah dari masing-masing pihak.

Pasukan khusus Inggris sudah memberi saran kepada Departemen Pertahanan Inggris untuk lebih memilih langkah pengeboman dari udara yang telah dilancarkan sebelumnya akan tetapi langkah tersebut sangat riskan dikarenakan banyak rakyat sipil yang menjadi sandera ISIS. Maka dari itu, pihak Departemen Pertahanan Inggris lebih memilih untuk menyerang infrastruktur ISIS yang berada di Raqqa yang nantinya akan dijadikan target dalam serangan Inggris.

Negosiasi untuk menyelamatkan tahanan terhadap pihak ISIS sudah sangat tidak mungkin, mungkin bisa tetapi sangatlah kecil kemungkinannya. Maka dari itu Perdana Menteri mengatakan untuk mengambil langkah yang pasti-pasti saja dengan persentase kemungkinan 100% berhasil atau setidaknya sudah sangat matang.
Telah kita ketahui pria yang mengenakan topeng berwarna hitam tersebut adalah Jihadi John yang telah meng-eksekusi tiga warga asing, yaitu dua di antaranya adalah jurnalis Amerika Serikat James Foley dan Steven Sotloff serta satu yang lainnya adalah pekerja kemanusiaan asal Inggris, yaitu David Heines.

Drone yang digunakan oleh Inggris adalah drone berjenis reaper adalah drone yang berkualitas bagus di mana drone ini mampu menangkap pencitraan sandera dengan kualitas yang baik dan apabila anggota ISIS melihat ke udara maka akan lebih mudah terlihat oleh drone menurut pakar drone dan ahli social system elektro-optik jane, Mike Gathering.

Selain Inggris, AS pun juga mengirimkan drone berjenis reaper ini kurang lebih sampai 100 unit di mana drone ini mampu bertahan di udara selama 32 jam dengan kecepatan yang tinggi sehingga aktivitas maupun rencana yang akan dilakukan ISIS pun akan terlihat dan dapat dimonitori dengan mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline