Adanya pembelajaran online karena untuk mencegah adanya kontak fisik di sekolah saat pembelajaran berlangsung. Awalnya memang enak, bisa santai tapi makin hari makin terbebani dengan banyaknya tugas. Tugas yang diberikan sepertinya dilebihkan dari tugas yang biasa diberi di sekolah, tapi apa boleh buat, saya dan siswa-siswa lain akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
Hari ke hari, semakin banyak siswa-siswa atau teman-teman saya mulai malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan alasan malas dan tidak bisa mengerjakan karena tidak mengerti dan menguasai tugas-tugas yang diberikan.
Memang asyik belajar di rumah karena kamu bisa melakukan apa saja seperti makan sambil belajar, mendengarkan lagu kesukaanmu saat mengerjakan tugas, belajar sambil tidur-tiduran, dan lain-lain. Asyik kelihatannya di awal-awal adanya pembelajaran online, tapi makin hari sudah tidak asyik lagi haha, karena dikejar deadline tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru.
Apakah saya lelah? Oh tentu saja. Orang bertanggapan "Enak ya, bisa belajar di rumah." Well, mereka tidak tahu apa-apa tentang pembelajaran online, jadi tolong orang yang seperti itu bungkam saja mulut anda hehe.
Iya lelah, karena saya harus 24/7 tatap layar laptop untuk mengerjakan tugas-tugas itu, tangan pegal karena harus mengetik kata-kata yang terbilang banyak, badan pegal karena harus duduk dan fokus mengerjakan, tidak bisa beranjak kemana mana kalau sudah mengerjakan tugas yang diberikan.
Jadi yang lelah bukanlah guru saja menurut saya, tapi siswa juga. Walaupun kelihatannya asyik bisa belajar di rumah tapi tidak dengan beban yang dipikul oleh kami para siswa, tidak dengan pressure atau tekanan deadline.
Jadi begitulah suka duka nya, mungkin yang saya ketik disini kebanyakan dukanya hahaha sekalian curhat duka pembelajaran online lah.
Sekian terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H