Di era globalisasi saat ini di bidang pendidikan sangatlah dibutuhkan pendidikan berkaraekter, kebijakan pemerintah di bidang Pendidikan adalah wajib belajar sembilan tahun. Tetapi tidaklah cukup untuk merubah pola pikir pada pelajar.
Sudah kita ketahui dan kita sering melihat dan mendengar diberbagai media digital dan media sosial banyak pelajar yang semakin berani dan tidak punya etika kepada orang yang lebih tua bahkan berani melakukan hal-hal yang melanggar hukum seperti tawuran, pembulian dan lain sebagainya bahkan ada yang melawan bapak ibu guru saat di sekolah atau berada dalam lingkungan sekolah.
Hal seperti itu sebenarnya bisa kita mengembangkan bakat dan minat pelajar dan daya pikir agar lebih mengedepankan pendidikan daripada persoalan yang tidak penting dan merugikan menimbulkan masalah bagi pelajar itu sendiri. Jangan sampai anak bangsa terkena dampaknya karena perbuatan dan perilaku mereja sendiri yang melupakan adab, akhlak dan etika.
Selain hal hal tersebut kita juga bisa meyalurkan bakat dan minat para pelajar serta kemampuan sehingga kita mendapatkan juara dalam berbagi perlombaan di tingkat kabupaten maupun provinsi bahkan nasional. Dengan begitu para pelajar akan semakin mengerti betapa pentingnya pendidikan dan tidak lupa akan bakat dan minat para pelajar itu sendiri.
Para pelajar sebenarnya dapat menghasilkan uang dari barang-barang bekas bila mau memanfaatkannya meskipun kelihatannya kotor dan sepele dengan kondisi sekarang para pelajar harus berani bersahabat dan peka terhadap lingkungan sekitar agar juga lingkungan bisa bersahabat dengan kita
Generasi yang kreatif dan inovaif diperlukan untuk membangun para pelajar kedepan agar mempunyai rasa akan tanggung jawab generasi muda, dan semakin meninggalkan hal-hal negatif sehingga para pelajar semakin siap untuk bersaing di dunia kerja dan semakin dirasakan oleh lingkungan sekitar. Dengan adanya tekad dan semangat yang tinggi mari kita sukseskan wajib belajar 9 tahun dari pemerintah dengan menjunjung tinggi norma adat dan Pancasila, nasionalisme yang diselipkan pada para pelajar Indonesia.
Pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kehidupan dan mencapai tujuan hidupnya agar lebih baik. tujuan utama pendidikan adalah membentuk kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional dan spiritual. Oleh karena itu, nilai dan kebajikan merupakan bagian dari kepribadian manusia. Nilai-nilai dan kebajikan tersebut harus menjadi dasar bagi perkembangan kehidupan manusia yang bercirikan kesusilaan, kebaikan dan kebahagiaan, baik secara individu maupun seksama. Karena pembentukan karakter pada hakekatnya dimulai dari fitrah yang diberikan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Esa, maka identitas dan perilakunya selaras dengan ajarannya. Untuk mengukur keberhasilan pendidikan karakter diperlukan ukuran dan konsep yang jelas. Terdapat enam pilar pendidikan karakter yang dapat dipadukan. Tujuannya adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menjelaskan pentingnya pembentukan karakter dari sudut pandang Islam. Menggunakan metode kajian literatur review untuk memperoleh hasil yang diinginkan berupa pembahasan, kesimpulan, dan rekomendasi dengan menggunakan teknik analisis data atau reduksi data dari data yang digali atau dikumpulkan, misalnya dari berbagai sumber dan buku, penelitian sebelumnya. Islam dijadikan sebagai dasar dan bumbu pembentuk karakter yang diidamkan peserta didik berupa nilai-nilai inti etika dan moral. Dengan pemahaman nilai-nilai Al-Qur'an dalam kaitannya dengan fitrah manusia, kehidupan dan mencapai hasil pendidikan yang kuat berupa dari karakter positif, keimanan, tanggung jawab, keberanian, kejujuran dan kewarganegaraan yang baik.
Daftar Pustaka:
Wadi Hamzan (2023); dalam E-Jurnal, Vol 17. No 2 Universitas Muhammadiyah Sidorajo, Pendidikan di Era Global: Persiapan Siswa untuk Menghadapi Dunia yang Semakin Kompetitif
UTAMA, Lazuardienan Muhamad; BUDIMAN, Nandang. Pendidikan Berkarakter Berperpekstif Islam. Jurnal Multidisiplin Indonesia, 2023, 2.6: 1126-1132.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H