Tulisan ini mungkin salah satu usaha saya untuk menyampaikn rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan-kenikmtan yang tiada taranya, tidak akan bisa terukur oleh jarak dan waktu, tak bisa dilihat sejauh mata memandang, dan tak bisa dituliskan walaupun tinta pena seluas samudra. Tak lupa juga sebagai rasa terimakasih kepada bapak kepala sekolah SMA N 3 KUNINGAN tahun 2010 bapak Drs.H.Tarso,MM , seluruh bapak ibu guru tercinta SMAN 3 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena beliau-beliaulah saya mendapatkan pendidikan serta ilmu yang berguna bukan hanya didunia tapi juga di akhirat, serta teman-teman seangkatan saya yang selalu memberikan inspirasi serta motivasi dalam menghadapi hidup di dunia yang fana ini khususnya kepada RISBA (Rohaniawan Islam Baiturahim) yang selalu membimbing dan menemani saya ketika suka dan duka menghampiri. Karena itu melalui tulisan ini saya ingin berbagi kepada anda tentang segala yang pernah saya alami, mudah-mudahan bermanfaat serta menjadi sebuah inspirasi bagi anda. Selamat membaca……
RISBA , mungkin sebuah kata yang tidak asing bagi semua orang yang pernah atau sedang menuntut ilmu di SMAN 3 KUNINGAN , ketika mendengar kata itu berbagai pendapat dari semua insan pun keluar dari alat bicaranya , ada yang berpendapat Subhanallah risba memang dahsyat dan semua memuji dan terkagum dengan RISBA, tapi ada pula yang berpendapat negative yang tak pantas saya tulis disini, begitu pula saya ketika mendengar RISBA pertama kali saya hanya bersikap acuh tak acuh dan seolah menganggap tak ada istimewanya “ apaan sih RISBA exkul yang aneh ,exkul yang membuat orang membuang waktu dirumahnya hanya untuk menghadiri pertemuan atau ocehan kakak senior saja” . Ketika itu saya memang merasa terganggu dengan kegiatan-kegiatan RISBA yang membuat waktu dirumah terbuang oleh waktu sekolah, sekolah yang seharusnya pulang pukul 13.45tapi harus disita oleh RISBA sampai pukul 15.00 sore sungguh membuat hati jengkel saja, waktu yang harusnya digunakan tidur siang tapi digunakan acara RISBA.
Ketika semasa SMA hari demi hari pun kulalui dengan rutinitas biasa dengan berangkat pagi pulang siang atau setiap selasa harus pulang sore gara-gara harus ikut acara RISBA , karena itu berbagai alasan pun dikeluarkan oleh saya dan teman saya yang lain, ada yang harus les, ada yang punya urusan keluarga dan blablabla…. untuk mengelabui kakak senior RISBA yang sudah siap menjaga di Gerbang sekolah seperti satpam menjaga rumah untuk tidak mengikuti kegiatan itu. Sungguh membuat hati semakin kesal saja, saya dan teman-teman saya dengan terpaksa mengikuti kegiatan RISBA yang menyita banyak waktu itu sampai ujian semester 1.
Setela semester 1 saya dan teman saya Agi Purnomo namanya diajak oleh kakak senior RISBA yaitu kang Elva untuk masuk dalam exskul yang selama ini membuat saya jengkel yaitu RISBA,” Agi,Toto ayo kumpul dimasjidbuat ikut RISBA!” ajak Kang Elva pada saya dan Agi. Saya ketika itu menolak ajakan kang Elva meskipun dibujuk dengan seribu cara, tapi Agi masuk menjadi anggota RISBA karena dia terjebak dengan jebakan Batmannya kang Elva. Saya hanya melihat-lihat kegiatan RISBA dimasjid setiap hari Selasa, banyak teman-teman dan Agi teman saya yang sedang belajar mengaji. Ketika itu menambah ketakutan dan kemalasan saya Karena harus membaca Alquran satu persatu, “duh untung saya tidak masuk RISBA,kalau masuk saya mungkin malu ditertawakan teman-teman , karena saya tidak bisa mambaca Alquran”. Iya itulah alasan saya karena saya ketika kelas satu SMA saya tidak bisa membaca Alquran jangankan surat-surat panjang membaca surat yang biasa dibaca setiap malam jum’at pun yaitu Yasin saya tidak bisa,oh sungguh malunya diri ini.
Hari demi hari pun telah kulalui sampai tibalah waktu kenaikan kelas, dua minggu lagi saya naik menjadi kelas dua SMA. Sejak saat itu ada sebuah kejadian yang mngkin jika setiap anak adam yang mengalaminya akan membuat hati terasa mati , melangkah pun tak pasti, pikiran melayang-layang dan kesedihan yang sangat dahsyat pun menghampiri saya dan keluarga. Saya kehilangan sang pahlawan kehidupan, sang khalifah keluarga dan mesin uang yang tak pernah berhenti untuk memproduksinya kecuali sakit menghampiri, saya ditinggalkan oleh orang tua saya menuju sang pencipta yaitu AYAH. Ayah yang selalu membimbing saya, ayah yang selalu menemani dan mendoakan saya ketika saya sakit, saya ingat dengan doa yang ditiupkan pada kepala saya yang membuat saya tenang dan hilang rasa sakit kepala itu, ayah yang selalu memberikan nafkah kepada keluarga dengan keringat yang bau surganya allah, ayah yang selalu memberi motivasi dan inspirasiketika rasa prustasi menghampiri. Tapi sejak saat itu semuanya menjadi tak berarti, saya dan keluarga harus makan seadanya tanpa dihadiri seorang ayah, dan lain sebaginya dengan tanpa seorang ayah. Ayahku bukan hanya ayah biasa tapi ayahku adalah pahlawan hidupku, selamat jalan ayah semoga kita bisa bertemu kembali di bumi cintanya allah yang abadi yaitu syurga yang indah.
Sejak sepeninggalan ayah saya, segala kebutuhan keluarga pun kekurangan, untuk membayar uang sekolah saya tidak mampu, bahkan untuk makan pun susah karena gugurnya pejuang kehidupan yaitu ayah. Saya terpaksa harus berhenti kos, karena sudah tak sanggup untuk membayar bahkan sejak saat itu saya berniat untuk berhenti untuk sekolahkarena mahalnya biaya yang tak sanggup kami bayar. Ketika sebulan lagi saya untuk keluar sekolah saya bertemu dengan anak-anak RISBA yang ketika itu sedang mempersiapkan untuk acara mabit, ketika itu saya melihat teman saya yang bernama Bayu Pangestu , Eko jati wibowo, Agi purnomo, fitri ,kiki , linda karlina dan temen-temen RISBA lainnya yang soleh dan solehah. Eh entah kenapa rasanya hati ini ingin membantu persiapan mabit itu. Dan saya pun membantunya dengan ikhlas dan tentunya penerimaan yang bahagia terlihat dari mereka ketika saya menawarkan diri untuk membantunya, kemudian kami pun mulai bekerja, dan bercanda tawa sampai malam tiba.
Setelah selesai saya dan Bayu pulang bersama menuju ke kosan yang ketika itu kosan saya berdekatan. Sejak saat itu hati saya mulai ada sesuatu yang berbeda ketika sedang mempersiapkan acara mabit saya merasakan ketenangan yang luar biasa, semangat hidup dan belajarsaya mulai timbul rasanya saya tidak mau untuk berpisah dengan mereka dan tak sanggup untuk meninggalkan sekolah tercinta. Pertamasaya mempunyai niat untuk bisa membacaAlquran dan minta diajari oleh teman saya Bayu pangestu, dengan tulus bayu mengajari saya tajwid dan sejak saat itu saya baru mengenal yang namanya idhar,idghom,dan lain sebagainya. Sedikit demi sedikit saya bisa membaca Alquran dan minimal saya sudah bisa lancar membaca surat Yasin di kelas dua SMA. Dengan rasa sukur dan berterimakasih saya bisa membaca Alquran meskipun masih terbata-bata, terimakasih akhi Bayu atas ketulusan antum mengajari saya, mudah-mudahan Allah membalas kebaikan antum. Lalu saya tanpa ragu masuk RISBA sejak kelas dua SMA dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang luar biasa yaitu Tarbiyah, Mabit(Malam Bina Iman dan Takwa), outbound, rihlah,bakti sosial, dan lain-lain. Ketika mabit saya bertemu dengan alumni-alumni RISBA yang dahsyat yaitu akhi Imam, akhi Galih, akhi Mirza, dan yang lainnya. Karena akhi Imam lah saya bisa membaca Alquran dengan lancar melalui metode tahsinnya , karena akhi Galih lah saya bisa menghafal Alquran dengan metode yadainnya saya masih ingat ketika menghafal Alquran dengan beliau yaitu surat yang pertama dihafal adalah surat Annaba, kemudian karena akhi Mirza pula semangatjuang yang selalu dikeluarknya membuat saya termotivasi untuk menjadi orang yang telah disebutkan allah dalam QS. Ali Imran: 104:"Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung"mudah-mudahan kita semua termasuk dalam golongan umat yang beruntung. Terima kasih seluruh alumni RISBA semoga kebaikan antum dibalas oleh Allah dan kita semua di pertemukan bersama di bumi cintanya Allah karena tanpa kalian seorang Toto tidak menjadi seperti sekarang.
Berbekal ilmu dan motivasi dari semua keluarga besar RISBA saya berdoa dan berusaha agar saya bisa bersekolah. Dan dengan bekal dari firman Allah dalam Q.S.Al-Muhamad.7. “wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Saya berjuang meniti langkah kehidupan ini , sampai suatu hari ada bapak kepala sekolah dan Pembina RISBA bapak Drs.Muhtadi Anshari saya dan bayu disuruh untuk tinggal di Masjid kebanggaan SMAN3 yaitu Masjid Baiturahim. Kemudian saya dan bayu langsung menerima tawaran itu karena saya tidak mampu untuk membayar kosan. Lalu saya dan bayu tinggal di Masjid meskipun bayu harus pulang karena penyakit demam berdarah yang dideritanya. Tapi saya tetap bertahan disana meskipun harus makan seadanya sendirian, banting tulang untuk bisa bertahan hidup,saya menjadi kuli bangunan di sekolah , tukang bersih-bersih, mengecat, dan lainnya ketika teman-teman saya yang lain setelah pulang sekolah berkumpul dengan keluarga tapi saya dengan ikhlas harus bekerja untuk sekolah,mengangkat pasir di lapang. Itu semua saya alami karena keinginan saya untuk meraih mimpi-mimpi saya dan bantuan dari mang Robert, mang Ade dan mang Udin yang senantiasa memberika pekerjaan kepad saya sehingga saya bisa bertahan hidup karena saya yakin dengan pertolongn Allah. Setelah itu pertolongan Allah datang pada saya, saya mendapat beasiswa dari RISBA dengan gratis uang SPP selama 2 tahun , saya bisa berprestasi di sekolah dengan bantuan teman-teman RISBA yang soleh dan solehah terima kasih ukhti Linda Karlina dan Kiki Sri Lestari karena kalian saya termotivasi untuk berprestasi dengan menyandang juara kelas dan juara lomba membaca berita tingkat Jawa Barat, sekali lagi terima kasih mudah-mudahan kalian terus menjadi motivator dan pembimbing untuk juara-juara baru selanjutnya.
Akhirnya dengan semua perjuangan dan motivasi dari teman-teman serta tentunya dengan cahaya RISBA yang senantiasa menerangi jalan hidup ini, saya bisa lulus dari SMA dan mendapatkan begitu banyak pelajaran. Tidak bisa saya bayangkan kalau saja dulu tidak masuk RISBA mungkin saat ini saya tidak bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi UNIKU. Dengan kejadian dan pelajaran yang saya alami ternyata saya berkesimpulan bahwa RISBA adalah Duta untuk Saya dari Sang Maha Kuasa. Subhan Allah walhamdulilah walailahailaullahu Allahuakbar……..
Mudah-mudaha RISBA terus memberikan Cahaya kepada orang yang masih dalam gelap gulita……….berjayalah RISBA ALLAHUAKBARR!!!!!!!!!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H