Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Lahar Dingin Marapi Menerjang, Padahal PVMBG Sudah Peringatkan

Diperbarui: 13 Mei 2024   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pembangunan Sabo Dam (Dok. PUPR via KOMPAS.com) 

Lahar Dingin Marapi Menerjang, Padahal PVMBG Sudah Peringatkan

Bencana bertubi tubi menimpa negeri tercinta. Banjir lahar dingin yang terjadi di Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada hari Sabtu malam ( 11/05/2024) telah menelan banyak korban jiwa dan harta benda. Pemerintah daerah kurang responsif terhadap peringatan bahaya lahar dingin yang jauh hari sebelum terjadinya bencana sudah diperingatkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Sudah sedemikian rapuhnya sistem mitigasi di daerah. Seharusnya bencana lahar dingin yang menyebabkan pergerakan batu-batu besar dan material lainnya dari permukaan yang lebih tinggi meluncur atau menggelinding ke bawah bisa dilokalisir agar tidak menerjang rumah penduduk dan infrastruktur publik. Mestinya ada sistem mitigasi untuk beberapa kontur tanah yang dipasang jaring baja untuk menghentikan luncuran batuan. 

Akibat lahar dingin dari puncak gunung terjadi tumbukan bebatuan berbagai ukuran, dari yang kecil hingga batu sebesar kerbau. Semua meluncur ke bawah dengan tenaga tumbukan yang sangat besar.

Ada metode Teknik Sipil yang bisa mengatasi pergerakan material lahar dingin termasuk bebatuan besar. Teknologi tersebut adalah konstruksi teknik sipil yang disebut Sabo Dam.

Jika proses pembangunan Sabo Dam perlu waktu panjang maka untuk kondisi sementara, bisa memakai teknologi jaring baja yang bisa dipasang dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Mekanisme terjadinya lahar dingin apabila hujan di area puncak maupun lereng Gunung Api. Meskipun erupsi atau letusan gunung api berhenti sementara, namun endapan material vulkanik seperti abu, pasir, dan bebatuan, masih terdapat di puncak maupun lereng gunung.

Endapan material vulkanik tersebut merupakan hasil erupsi Gunung Marapi sejak letusan utama yang terjadi pada 3 Desember 2023. Pada medio Januari 2024 PVMBG memperkirakan terdapat 500 ribu meter kubik material vulkanik yang menumpuk di sekitar kawah gunung api itu.

Material tersebut bisa meluncur deras ke bawah jika di puncak gunung terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Maka endapan material vulkanik tadi dapat meluas ke sungai-sungai, terutama yang berhulu dari Gunung Marapi.

Material seperti abu vulkanik dan piroklastik yang belum terkonsolidasi atau belum padat jika bercampur dengan air akan menghasilkan debris flow, yakni aliran massa dengan energi tumbukan yang luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline