Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Presiden Baru dan Spirit Kebangsaan Pesawat R80

Diperbarui: 20 Februari 2024   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BJ.Habibie dan miniatur Pesawat R80 (sumber : DW.com)

Presiden Baru dan Spirit Kebangsaan Pesawat R80

Siapapun Presiden terpilih hasil Pemilu 2024 sebaiknya menjadikan program pembuatan Pesawat R80 yang pernah dipelopori oleh mendiang Presiden ketiga RI BJ.Habibie sebagai proyek strategis nasional (PSN) yang sebagian pembiayaannya sebaiknya diberikan oleh negara. Pesawat R80 sejatinya tidak sekedar tolok ukur keberhasilan transformasi teknologi semata, namun bisa menjadi spirit kebangsaan yang hebat dalam mengarungi persaingan global.

Ilham Akbar Habibie, putra sulung Presiden ke-3 RI BJ.Habibie pernah menjelaskan terkait nasib Pesawat R80 karya anak bangsa. Dia mengungkapkan ada potensi bagus terkait dengan pengubahan sistem bahan bakar pesawat tersebut dengan menerapkan energi terbarukan.

Pesawat R80 sangat strategis untuk mendukung sistem konektivitas nasional kedepan. Sayangnya pemerintah terlalu tergesa-gesa dan tidak berpikir panjang, lalu mencoret R80 sebagai proyek strategis nasional. Demi kemajuan bangsa, pemerintah mendatang sebaiknya memasukkan lagi Pesawat R80 sebagai PSN.

Perlu dicatat, saat ini pemerintah sangat tergantung dengan pihak asing dalam pengadaan pesawat terbang. Hal itu terlihat ketika belum lama ini pemerintah memberikan penyertaan modal negara atau PMN untuk Garuda Indonesia sebesar Rp 7,5 triliun untuk membeli atau menyewa pesawat dari pihak asing hingga jumlah pesawat Garuda mencapai 120 unit pada akhir 2022.

Pesawat R80 secara teknis sistem bahan bakarnya bisa ditransformasikan dengan sumber energi baru. Seperti mengubah teknologi bahan bakar kerosene dengan hidrogen. Bahkan industri penerbangan Airbus telah bekerjasama dengan pembuat mesin CFM International, perusahaan patungan General Electric dan Safran Prancis telah melakukan desain dan pengujian mesin pesawat berbahan bakar hidrogen.

Salah satu tantangan besar dalam menggunakan bahan bakar hidrogen adalah penyimpanannya membutuhkan peralatan tambahan yang menambah bobot pesawat, mengurangi jumlah orang atau jumlah kargo yang dapat dibawa oleh pesawat.

Publik menilai keputusan pemerintah Presiden Jokowi yang telah menghapus dua proyek pengembangan pesawat terbang, yakni R80 dan N245 dari daftar proyek strategis nasional patut disesalkan. Pasalnya penghapusan proyek yang sangat strategis itu juga menimbulkan brain drain SDM teknologi bangsa dan menghilangkan potensi nasional terkait penerapan energi baru.

Proyek pengembangan pesawat R80 yang sempat masuk dalam PSN ini dikerjakan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI). Sedangkan proyek pesawat N245 digarap oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Penghapusan akan terjadi hilangnya keahlian bangsa yang selama ini dengan susah payah diwujudkan dengan biaya dan waktu yang panjang. Bahkan bisa terjadi musnahnya kompetensi tinggi dari ribuan ahli penerbangan/kedirgantaraan. Apalagi usia yang selama ini terlibat langsung pengembangan teknologi dan industri kedirgantaraan rata-rata hampir mencapai usia pensiun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline