Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Paradoks Industri Sawit di Jawa Barat

Diperbarui: 19 Februari 2024   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani menunjukkan buah sawit di perkebunan kelapa sawit Bogor Jabar( BeritaSatu/Mohammad Defrizal)

Paradoks Industri Sawit di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat hingga kini merupakan pangsa pasar atau konsumsi produk turunan kelapa sawit utamanya minyak goreng terbesar di Indonesia. Tetapi mengapa pabrik atau industri berbasis sawit masih tergolong sedikit.

Perlu memperluas area perkebunan kelapa sawit di kawasan Jabar Selatan serta mendirikan pabrik atau industri hilirnya. Apalagi infrastruktur pabrik pengolahan kelapa sawit bisa dibuat di Bandung oleh PT Pindad. Selain itu para pakar kelapa sawit banyak berada di Jawa Barat. Begitupun pekerja perkebunan kelapa sawit di provinsi ini tidak sulit direkrut.

Produk turunan kelapa sawit yang banyak digunakan di Indonesia adalah minyak goreng. Kebutuhan minyak goreng nasional mencapai 5,7 juta liter pada 2022. Terdiri dari kebutuhan minyak goreng rumah tangga sebesar 3,9 juta kiloliter. Sementara itu, konsumsi minyak goreng industri mencapai 1,8 juta kiloliter.

Merujuk hasil survei Industri Besar Sedang (IBS) menunjukkan bahwa dari 74 pabrik minyak goreng kelapa sawit di Indonesia. Data ini ditampilkan dalam Publikasi Distribusi Perdagangan Komoditas Minyak Goreng Indonesia tahun 2021 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik. Dari 74 pabrik minyak goreng tadi, ada 45 pabrik berlokasi di Pulau Jawa.

Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah pabrik minyak goreng kelapa sawit terbesar di Indonesia, yakni 23 pabrik. Di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 14 pabrik, Di Provinsi DKI Jakarta ada 11 pabrik. Sedangkan pabrik minyak goreng yang beroperasi di Provinsi Jawa Barat hanya 6 pabrik.

Perlu pola kemitraan antara petani, pihak perkebunan dan penyedia infrastruktur seperti misalnya PT Pindad dan lain-lain. Sebagai gambaran biaya produksi per kilogram tandan buah segar (TBS) berkisar 200 rupiah maka perhitungan yield (produktivitas CPO yang dihasilkan per ha kebun) adalah 19 persen.

Pengembangan areal komoditas dan produksi minyak sawit di Jabar selama ini telah dilakukan BUMN yakni PT Perkebunan Nusantara VIII. Namun pengembangan tersebut belum optimal, baik dalam hal produktivitas maupun penyerapan tenaga kerja.Selama ini pengembangan dilakukan pada tiga unit kebun di Kabupaten Sukabumi. Penanaman dilakukan pada areal di selatan Sukabumi.

PTPN VIII bekerja sama dengan Pemprov Jabar mestinya segera menambah beberapa pabrik pabrik baru pengolahan sawit. Seperti yang dibuat di Kebun Pasir Badak, di Afdeling Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Karena masyarakat Jawa Barat merupakan konsumen sawit terbesar, maka Pemprov perlu bersinergi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk memperluas perkebunan sawit dan hilirisasi industri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline