Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Guru Penggerak Teman Akrab Bencana

Diperbarui: 19 Februari 2024   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan simulasi bencana gempa bumi di salah satu sekolah siaga bencana (KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO)

Guru Penggerak Teman Akrab Bencana

Indonesia membutuhkan guru penggerak dan kurikulum kebencanaan yang cocok diterapkan dalam berbagai jenjang pendidikan. Hiruk pikuk tahun politik membuat segenap bangsa terlena dengan ancaman bencana alam yang terus mengintai di berbagai pelosok negeri.

Eksistensi guru penggerak kebencanaan perlu disinkronkan dengan program mitigasi di daerah rawan bencana. Guru penggerak mitigasi bencana alam sebaiknya masih berusia muda karena membutuhkan fisik yang trengginas dan stamina yang masih kuat. 

Guru penggerak kebencanaan minimal mendapatkan tambahan pengetahuan tentang mitigasi bencana paling tidak seperti taruna siaga bencana ( Tagana ). Guru penggerak kebencanaan sebaiknya mendapatkan insentif atau penghasilan tambahan.

Banyak yang tidak sadar bahwa sebenarnya setiap menit bahkan detik, di bumi tempat kita berpijak ini kondisi terus bergetar akibat gempa bumi. Guru penggerak diharapkan bisa mengubah persepsi publik yang menjadikan gempa bumi sebagai "teman akrab". 

Sebagai layaknya "teman akrab" maka harus paham betul fenomena dan karakternya. Kapan dia datang dan dengan apa menyambutnya sudah barang tentu menjadi semacam tradisi modern. 

Dengan demikian masyarakat memiliki nalar ilmiah, filosofi serta teknologi tepat guna dalam menyambut "teman akrab" itu. Berbagai desain dan prinsip-prinsip mitigasi seperti bangunan yang akrab dengan gempa sudah barang tentu diaplikasikan secara optimal.

Saya mulai mengenal ilmu kebencanaan ketika duduk di kelas dua SMA Negeri 2 Nganjuk pada awal tahun 80-an. 

Ketika itu Pak Suwardi, guru mata pelajaran Bumi dan Antariksa memberikan penjelasan tentang lapisan bumi yang terus bergerak yang disebut sesar atau patahan. Pak Suwardi hanya berbekal alat peraga berupa gambar-gambar sederhana dan buku dengan kertas stensilan. 

Meskipun demikian konten tentang kebencanaan tersebut sangat inspiratif dan mengesankan siswa. Pada era teknologi Google Earth saat ini tentunya sangat mudah membuat konten kebencanaan lebih canggih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline