Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Frustrasi Sosial Merebak, Korban Miras Kian Banyak

Diperbarui: 31 Oktober 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesta miras oplosan (sumber Freepik)

Frustrasi Sosial Merebak, Korban Miras Kian Banyak

Sering kali kita menemukan seorang atau sekelompok orang dalam kondisi mabuk-mabukan. Bahkan di angkutan umum kita sering menemukan sosok yang tengah mabuk. Tingkah lakunya mengganggu penumpang dan terkadang melakukan tindak kejahatan.

KA komuter adalah moda angkutan yang sering saya saksikan digunakan oleh para pemabuk. Kawasan sekitar terminal dan stasiun juga sering menjadi arena untuk mabuk-mabukan. Tidak jarang para pemabuk itu mencari gara-gara hingga terjadi perselisihan dengan para penumpang.

Kita patut prihatin dan menuntut kepada aparat keamanan agar lebih serius memberantas miras dan miras oplosan. Bertindak tegas terhadap tukang mabuk yang menggunakan tempat umum untuk aksinya. Kasus korban tewas minuman keras (miras) oplosan di Subang, Jawa Barat, hingga siang hari ini (31/10/2023) mencapai 13 orang.

Sementara yang masih dalam perawatan di RSUD Ciereng ada lima orang dan satu orang lain dirawat di Puskesmas Jalancagak, Subang. Total korban meninggal dan korban yang di rawat sebanyak 19 korban.

Kasus miras oplosan terus terjadi dan bandar miras oplosan kian kaya raya. Belum ada tindakan tegas bagi juragan miras oplosan. Mereka tidak pernah jera. Polisi menerapkan pasal 204 KUHPidana dan/atau Pasal 146 ayat 2 jo. Pasal 140 UU RI No. 18 tahun 2012 tentang Pangan dan/atau pasal 62 ayat 1 jo pasal 8 ayat 1 UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penerapan pasal tersebut tidak ditakuti oleh pelaku usaha miras oplosan. Bahkan pada setiap acara pernikahan atau acara hiburan di desa-desa mereka terang-terangan memasok miras.

Kasus korban miras oplosan banyak terjadi di pelosok negeri. Korban bergelimpangan hingga ribuan dalam setahun. Akar persoalan penggunaan miras adalah terjadinya frustrasi sosial ditengah masyarakat. Diantara korban miras kebanyakan adalah para remaja. Beberapa diantaranya bahkan baru pertama kali menenggak miras oplosan dan langsung tewas.

Rakyat bersedih dan prihatin karena frustrasi sosial kian merebak dimana-mana. Para pemuda yang kebanyakan putus sekolah dan para pengangguran tidak berdaya menghadapi masalah yang menghimpit lalu melampiaskan semua itu dengan miras.

Kini masyarakat dihimpit beban sosial yang berat, lapangan kerja sulit didapat, harga-harga kebutuhan pokok terus menjepit, korupsi masih menggila hingga ke pemerintahan desa. Anak-anak muda merasa tidak punya harapan lagi. Masa depannya sudah terampas karena mereka tidak diberdayakan untuk menghadapi perubahan zaman.

Sementara program pembangunan manusia Indonesia kini belum banyak menyentuh mereka yang putus sekolah dan menjadi pengangguran.Pemerintah pusat dan daerah harus segera mengatasi akar persoalan maraknya frustrasi sosial yang berakibat penggunaan miras. Aparat kepolisian harus terus menerus membasmi produsen dan pemasok miras. Dan menghukum mereka seberat-beratnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline