Lihat ke Halaman Asli

Totok Siswantara

TERVERIFIKASI

Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Koalisi 2024 Dibayangi Kerawanan Petugas dan Teknologi Pemilu

Diperbarui: 17 Juli 2023   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penghitungan kertas suara pemilu (sumber gambar: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG)

Pembentukan Koalisi 2024 oleh elit partai di mata publik terlihat bertele-tele dan amat menjemukan. Hingga kini bentuk koalisi masih amorfik alias tidak beraturan seperti Amoeba. 

Istana menginginkan terbentuknya koalisi besar dan perkasa seperti Goliath. Sehingga bisa menang KO dalam tempo sesingkat-singkatnya. 

Sementara ada ketum parpol yang tidak ingin sang Goliath justru akan terkapar menghadapi sosok David yang fisiknya lebih kecil.

Dalam konteks marketing politik kontemporer, David adalah sosok yang dianggap lemah elektabilitasnya oleh tukang survei. 

Namun ternyata memiliki pesona hebat bagi massa mengambang, penuh ide dan solusi serta mimpi terjadinya perubahan, sehingga mampu memenangkan pertarungan.

Elit parpol mestinya tidak pongah. Sebab masalah tahapan Pemilu 2024 dibayang-bayangi awan hitam yang menakutkan. Yakni terkait dengan kerawanan kompetensi petugas Pemilu dan belum adanya teknologi pemilu yang andal. 

Teknologi pemilu yang bisa mencegah kecurangan dan bisa menegakkan kewibawaan, integritas serta kompetensi penyelenggara pemilu belum dipikirkan oleh semua pemangku kepentingan hingga kini. 

Akibatnya sistem pemilu di Indonesia bisa dibilang masih primitif karena dengan cara mencoblos kertas suara yang amat besar dengan paku. Cara mencoblos seperti ini sudah usang dan hanya dilakukan oleh sedikit negara demokrasi.

Teknologi pemilu secara umum bisa dilihat dari Integrasi Sistem Informasi Pemilu. Beberapa pihak merekomendasikan sistem memakai Arsitektur Berorientasi Layanan (SOA). 

Masalah lain yang cukup krusial adalah diperlukan inovasi untuk mengatasi beban kerja petugas Pemilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline