Jagat sepak bola di tanah air mulai menggeliat kembali. Kini klub dari berbagai daerah sangat sibuk mempersiapkan Liga 1 2023-2024. Persib Bandung sang Pangeran Biru menyatakan sudah siap tempur. Beberapa pertandingan uji coba telah dilakoni. Pada Kamis (15/6/2023) Persib Bandung vs Dewa United akan saling uji kekuatan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Pertandingan ini merupakan bagian dari agenda Luis Milla sang pelatih untuk mempersiapkan timnya menghadapi musim kompetisi.
Persib akan kembali menggunakan GBLA sebagai homebase. Di putaran kedua Liga 1 musim 2022-2023, Persib terpaksa menjadi tim musafir karena GBLA tidak bisa dipakai sejak pertengahan awal bulan Februari 2023 karena diperbaiki untuk sarana latihan negara peserta Piala Dunia U-20. Persib baru kembali bermain di GBLA saat melakoni laga terakhir kontra Persikabo 1973 setelah Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Bergulirnya Liga merupakan momentum untuk membenahi ekosistem GBLA. Sejak selesai dibangun, stadion ini tak putus dirundung malang. Salah satu sudut konstruksi utama pernah ambles dan menjadi persoalan hukum yang serius. Stadion yang berdiri diatas tanah rawa itu merupakan aset rakyat Jawa Barat yang perlu dikelola lebih baik. Pihak pengelola perlu mewujudkan ekosistem stadion menjadi pusat pengembangan cabang-cabang olahraga dan ruang terbuka hijau (RTH) untuk publik.
Keniscayaan, kini sepak bola menjadi sihir sosial yang punya dampak sosial dan ekonomi yang luar biasa. Sepak bola menjadi cermin sosial dan indikator perilaku masyarakat. Tak kurang dari pakar psikologi massa Antonio Gramsci menyatakan bahwa sepak bola merupakan model masa depan masyarakat yang sangat membutuhkan infrastruktur stadion, platform bisnis, pembiayaan klub, penegakan hukum fair play dan budaya sportivitas suporter.
Saatnya bobotoh Persib melakukan revolusi mental agar tumbuh budaya sportivitas dan kreativitas para suporter sepak bola. Ekosistem stadion GBLA juga ditentukan oleh sistem keamanan dan profesionalitas aparat keamanan. Sehingga tidak terjadi kesalahan prosedur seperti halnya penggunaan gas air untuk menghalau penonton. Ekosistem membutuhkan teknologi yang bisa menyempurnakan tingkat kepuasan penonton dalam stadion. Bahkan, stadion olimpiade di beberapa negara maju telah dirancang dengan teknologi yang memungkinkan penonton melakukan wisata virtual.
Ekosistem stadion juga tergantung skema pembiayaan infrastruktur olahraga, khususnya stadion sepak bola yang lebih efektif dan menguntungkan. Baik dalam bentuk kerjasama dengan pihak swasta dengan skema joint ventures maupun build operate and transfer agreement. Selama ini pihak swasta juga kurang tertarik dalam manajemen operasional. Padahal dengan melibatkan pihak swasta bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika birokrasi pemerintah yang mengelola.
Warga Jabar berharap ekosistem Stadion GBLA terus dikembangkan hingga menjadi stadion yang modern dengan infrastruktur yang canggih. Perlu pengembangan dan inovasi yang seluas-luasnya untuk seluruh ruang dan bangunan stadion. Dalam jangka pendek pihak pengelola mesti berkoordinasi dan bersinergi dengan eselon lain. Seperti Kementerian Perhubungan dan BUMN untuk mewujudkan sistem transportasi yang mudah dan nyaman bagi penonton. Akses pintu jalan tol Gedebage dan stasiun KA Cimekar yang baru selesai dibangun perlu dilengkapi dengan fasilitas penghubung menuju stadion. Halaman Stasiun Cimekar perlu diperluas untuk menampung kedatangan bobotoh dan suporter tamu. Begitupun sistem pembelian tiket KA perlu dipermudah.
Stadion GBLA yang terletak di Gedebage Bandung dibangun di atas lahan seluas 24,5 hektare. Pengelolaan Stadion GBLA masih belum optimal padahal dibangun susah payah dengan uang rakyat. Kondisi sekitar stadion sering terlihat kotor, gersang dan penuh semak belukar. Masalah penerangan malam yang masih kurang dan fasilitas WC yang tidak memadai juga harus segera diatasi.
Kenyamanan di dalam stadion juga harus dibenahi, pedagang asongan dan kaki lima jangan merajalela karena sangat mengganggu kenyamanan penonton. Perlu cara yang efektif untuk sweeping botol minuman yang bisa dilempar ke tengah lapangan pertandingan. Beberapa sektor tempat duduk sangat rawan terkena lemparan benda keras dan kejatuhan kayu/bambu yang dipakai untuk atribut suporter.