Den... Raden
Kamu bukan sekadar gelar priyayi
Dalam dirimu ada darah kental kepahlawanan yang mengalir deras
Di antara putihnya tulang belulang
rasa kemanusiaan nan membara
Den..
Daya hidupmu tak sepadan dengan
selembar pengakuan
Atau berlembar nilai uang
Kamu adalah manusia luar biasa
Gagah berani menerjang gulungan panas membara
Kekerdilan segelintir orang yang kau bela panji dan harga dirinya
Sungguh ironi
Den...
Aku tak mampu goreskan pena emas
seperti dirimu
Bertaruh nyawa demi satu asa
Manusia lain harus selamat
Apalagi buat sang pujaan
mBah Maridjan yang selalu kau banggakan
Kini...
Kau dan pujaan hatimu tlah tiada
Jejakmu trus dikenang
dan namamu yang terpahat
Kuucap Salam Terakhir
Semoga Sang Maha Pencipta
menyandingkan dirimu di antara para bidadari surga
Setelah lewati hisab
dalam timbangan sarat makna
Surat cintaku ini teruntuk alm. Den Tutur dan warga lereng Gunung Merapi yang tengah bersiaga serta para relawan kebencanaan PMI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H