Lihat ke Halaman Asli

Toto Karyanto

Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Lagu di Balik Sosok Perampok Ulung

Diperbarui: 30 Januari 2019   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Biografinusantara.com

Pejuang yang dikecewakan ini kembali pada masa lalunya sebelum Perang Kemerdekaan, dunia hitam. Catatan hebatnya di dunia hitam adalah perampokan di Museum Gajah, yang letaknya tak jauh dari Istana Negara, dengan hasil: 11 butir berlian. Di masa revolusi kemerdekaan, Kusni menggarong untuk dana revolusi. ( tirto.id )

***

Banyak syair lagu tercipta dari suatu peristiwa yang mengesankan.  Satu di antaranya adalah Selamat Pagi Indonesia yang ditulis oleh wartawan Kompas Theodore KS dan Ian Antono untuk satu nomor di album Cermin grup band cadas, God Bless.  Syair lagu ini terinspirasi oleh perjalanan hidup seorang perampok legendaris, Kusni Kasdut. Kisah yang mirip dengan legenda masyarakat Scotlandia,   Robin Hood

Jika tokoh ini masih dianggap misterius atau setidaknya kontroversial, Kusni Kasdut yang nama aslinya Waluyo kelahiran Blitar, Jawa Timur, sekitar tahun 1929 benar-benar ada. Bahkah kisah hidupnya ditulis menjadi sebuah biografi oleh Parakitri T. Simbolon, seorang wartawan senior Harian Kompas.

Kisah hidup seorang pemuda miskin yang kesehariannya hidup di terminal berjualan asongan, sedikit banyak mempengaruhi sepak terjangnya ketika ikut berperang menegakkan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia di tahun 1945 - 1949/50 di Jawa Timur. Jika masa itu ia merampok untuk membiayai revolusi fisik untuk tujuan mengusir penjajah dari bumi pertiwi sebagaimana dilakukan oleh para pejuang lainnya. 

Kusni Kasdut melakukan hal yang lebih dari itu yakni membagikan sebagian hasil rampokannya kepada masyarakat miskin yang memang banyak jumlahnya akibat penjajahan Belanda dan Sekutu. Karena itu, ia sering dijuluki sebagai Robin Hood Indonesia. 

Sayangnya, harapan Waluyo untuk bergabung dengan TNI yang ikut dibesarkannya kandas. Konon, alasan keterbatasan fisik yang dianggap sebagai penghalang utama untuk menjadi prajurit TNI. Dari banyak kisah disebutkan bahwa, Waluyo pernah ditembak kakinya. 

Dia juga pernah dipenjara oleh tentara Belanda. Inilah bagian dari kisah-kisah di jaman revolusi fisik yang biasanya hadir dalam banyak versi atau varian. Begitu pula dengan penolakan TNI merekrut Waluyo sebagai prajuritnya. 

Terlepas dari kontroversi itu, Waluyo yang dikisahkan kembali ke dunia kriminal sebagai perampok ulung karena motif ekonomi setelah ia berkeluarga menjelma menjadi Kusni Kasdut adalah sebuah legenda. Kisah perjalanan hidup menuju titik akhir hayatnya di depan regu tembak diabadikan dengan syair lagu. Dari pemilihan judul, Selamat Pagi Indonesia, Theodore KS menggambarkan suasana yang melingkupi prosesi itu seperti tertulis lengkap berikut ini. 

Selamat Pagi IndonesiaGod Bless
Sayap burung berkepak
Menyambut embun pagi
Terbang menerjang keheningan
gerbang dini
Terperanjat mendengar
Derap langkahnya yang begitu tenang
Melangkah menuju keabadian

Rumpun bambu bergoyang
Gemrisik dan melambai
Seakan memberikan kata "selamat Jalan"
Rumput-rumput nan hijau
Bermandi embun tunduk dengan pilu
Menatap dia pergi pagi iniLangkahnya.
Berderap dan pandangannya
menatap ke depan

Reff

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline