Lihat ke Halaman Asli

Toto Karyanto

Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Cerita Anak Jakom yang Edukatif

Diperbarui: 27 Desember 2018   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar rumah Raden Saleh dalam buku cerita anak jaman kompeni. (dokpri)

Tanpa disengaja, saat membersihkan rak buku, ada satu buku cerita anak yang hilang sampulnya. Ditulis dalam bahasa daerah (Jawa) dengan ejaan pra kemerdekaan alias jaman kompeni (jakom). Diterbitkan oleh J.B. Wolter - Groningen, Batavia tanpa tahun terbit. Judulnya : Pangreksaning Awak, Layang bab Kawarasan. Yang diterjemahkan bebas: Jaga diri, Kabar tentang Kesehatan. 

Buku ini karangan W. Keizer dan Dr. P. Peverelli. Ilustrasi gambar oleh W. K.  de Bruin dan W. P. Stapel-Keizer. Dialih-bahasakan oleh Raden Sasrasoegonda dengan editor bahasa oleh Raden Wignjadisastra.  Buku ini berisi 42 judul cerita yang terangkum dalam 159 halaman. Dua halaman terakhir bertuliskan Daftar Isi. Buku cerita ini dibandrol dengan harga 0,65 gulden. 

Menilik satu judul cerita" Saridjan mlebu pamulangan sekakel (Schakel)", yang terjemah bebasnya adalah Saridjan masuk Sekolah Rakyat dua tahun, kemungkinan besar buku ini diterbitkan sebelum tahun 1939. Boleh jadi antara tahun 1930 dan 1937. 

Dari 42 judul cerita yang ada di dalam buku itu , cerita tentang kehidupan pelukis Raden Saleh (35) yang disusun dalam dua seri adalah biografi mini. Berikut petikan dan ubah ejaan serta terjemahan bebasnya.

Petikan cerita:

Saben botjah sekolah ing Betawi mesti wis pada weroeh doenoenge dalan sing djenenge "Raden Saleh Laan". Sanadjana wis weroeh doenoenge, nanging manawa ditakoni sapa ta Raden Saleh ikoe, akeh sing pada ora ngerti. Ingisor iki arep daktjritakake moenggoeh babad-babade lan asal-oesoele. Raden Saleh ikoe oega karan Sarif Bastaman; kalairane ana ing Semarang dek taoen 1814, lan isih darahing Boepati. Wiwit tjilik moela kasenengane nggambar.

Alih ejaan:

Saben bocah sekolah ing Betawi mesti wis pada weruh dununge dalan sing jenenge "Raden Saleh Laan". Sanajana wis pada weruh dununge, nanging manawa ditakoni sapa ta Raden Saleh iku, akeh sing pada ora ngerti. Ingisor iki arep dakcritakake mungguh babad-babade lan asal-usule. Raden Saleh iku uga karan Sarif Bastaman, kalairane ana ing Semarang dek taun 1814, lan isih darahing Bupati. Wiwit cilik mula kasenengane nggambar.


Terjemahan bebas:

Setiap anak sekolah di Betawi pasti tahu letak jalan Raden Saleh. Meskipun tahu tempatnya, tapi saat ditanya siapakah Raden Saleh itu, banyak yang tidak tahu. Di bawah ini akan diceritakan sejarah dan asal-usulnya. Raden Saleh adalah nama lain dari Sarif Bastaman, kelahiran Semarang tahun 1814 dan masih keturunan Bupati. Sejak kecil hobi menggambar.

Selanjutnya diceritakan tentang pengembangan bakat Raden Saleh kian melesat ketika orangtuanya memberi hadiah sejumlah pensil warna yang membuat lukisan Sarif Bastaman lebih hidup dari obyek yang dilukis. Apalagi setelah dirinya mendapat bimbingan teknis dari seorang pelukis Belanda yang tinggal di Jawa Timur. 

Setelah melalui proses pematangan diri di berbagai kota di pulau Jawa , akhirnya dia memutuskan untuk tinggal di Betawi. Karena beberapa lukisannya diminati penguasa Batavia , Raden Saleh diberi semacam bea siswa untuk memperdalam ilmu di negeri Belanda. Sepulang dari negeri Kincir Angin, beliau menikah dan pindah ke Bogor sampai wafat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline