Lihat ke Halaman Asli

Toto Karyanto

Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Petuah Dewa Jadi Bom Waktu

Diperbarui: 14 Desember 2018   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.The Conversation

Dalam Bahasa Sunda, ada satu nama anak laki-laki yang berarti petuah atau nasihat dewa. Dengan posisi yang agung dan bijak, petuah Dewa bermakna kebaikan, keagungan atau kebijakan. Boleh jadi, alasan itulah yang dipakai oleh aktor film drama dan horor, Hendra Cipta. Ada juga nama depan Hendra bagi pebulu-tangkis ganda yang pernah mengharumkan nama Indonesia di fora internasional, Hendra Gunawan. 

Seperti kata pepatah: lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Itulah nama Hendra di negeri Kanguru, Australia, sebagai nama virus mematikan yang dibawa oleh kelelawar. Binatang yang mengilhami munculnya superhero Batman atau manusia penghisap darah: vampire. Tokoh utama film-film horor yang konon berasal dari Rumania, Frankenstein. 

Kompas  (13/12), menurut Direktur CSIRO Australia, Paul De Barro, hewan-hewan peliharaan mudah terpapar wabah penyakit mematikan yang dibawa oleh kelelawar. Virus Hendra atau Nipah sangat sulit dideteksi penyebarannya. Perubahan iklim mengubah perilaku kelelawar yang semula hidup di habitat alaminya, hutan, dalam 50 tahun terakhir mudah dijumpai di sekitar permukiman warga. 

Di Indonesia, banyak warga masyarakat memelihara binatang terutama ternak, di belakang atau bahkan di dalam rumahnya. Selain unggas semisal ayam, burung dan bebek, ada juga kambing, sapi, kuda, babi dan sebagainya. Ketika flu burung mewabah, kita seperti terhenyak, tiba-tiba banyak binatang peliharaan mati tanpa tanda-tanda yang jelas. 

Wabah penyakit yang ditularkan dari binatang liar seperti kelelawar memang sering mengejutkan karena menimbulkan korban jiwa yang tidak mudah dideteksi sebab musababnya. 

Begitu ketahuan sudah menelan korban. Pencegahan dini wabah penyakit mematikan yang berasal dari hewan-hewan liar seperti kucing dan anjing biasanya baru tahap himbauan atau ajakan hidup bersih. 

Sementara itu, dari informasi di situs  ini  menyebutkan bahwa ada sekitar 20% dari 1.100 spesies kelelawar yang hidup di dunia berada di Indonesia. Dua diantaranya tergolong langka yakni spesies Otomops Johstonoi dari Alor Nusa Tenggara Timur dan Neoptenus Trostii di Sulawesi, yang nyaris punah. Hewan ini luar bisa. Kelelawar ukuran besar sanggup terbang lebih dari 100 kilometer per hari dan bermigrasi rerata 1.000 kilometer per musim. 

Petuah dewa yang satu ini mungkin agak menakutkan jika tidak disertai kewaspadaan. Lagi-lagi kita perlu mengapresiasi pepatah: mencegah lebih baik dari pada mengobati. Salah satu cara pencegahan adalah tidak mengonsumsi kelelawar. Apalagi kampret dari Boyolali. Media penyebarannya sangat cepat dan berujung saling sindir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline