Di awal pemunculan aliran musik rock n roll, Inggris adalah gudang grup band yang gitaris utama (lead guitar)-nya menginspirasi para gitaris kondang dunia. Nama-nama besar semisal George Harrison (The Beatles), Jimmy Page (Led Zeppelin) dan Ritchie Blackmore (Deep Purple) boleh disebut "dewa gitar" yang membawa dampak luar biasa bagi perkembangan musik rock dan metal dengan berbagai alirannya.
Jimmy Page dengan gitar double "stang", satu berdawai 12 dan lainnya dengan 6 snaar membawa warna khusus dalam nomor-nomor yang khas. Dua diantaranya adalah Black Dog dan Since I've been loving You. Warna musik dan cara memainkan dawai gitarnya membuat dia dijuluki sang dewa gitar. Jimmy Page boleh disebut sebagai penjaga "roh" Led Zeppelin.
Sementara itu, Ritchie Blackmore juga memberi warna khusus dalam Deep Purple. Terutama pada lagu Lazy, Soldier of Fortune, Highway Star maupun Child in Time. Pola permainan gitarnya sangat mempengaruhi warna Yngwie Malmstein dan Ian Antono. Bahkan sang Raja Dangdut, Rhoma Irama.
Yngwie Malmstein lebih condong mengambil bagian kecepatan, Ian Antono dalam harmonisasi dan Bang Haji Rhoma pada suara ( sound) permainan dawai-dawai gitar sang dewa, Ritchie Blackmore. Bahkan pada lagu "Rock di Udara"-nya God Bless berharmonisasi sama dengan lagu Stormbreinger-nya Deep Purple.
Musik rock, jazz dan pop konon induknya pada jenis musik blues. Jika memang demikian, ada beberapa dewa gitar yang pantas disebut yakni BB King, Jimmy Hendrix dan Eric Clapton serta Keith Richards.
Dua dewa pertama orang Amerika Serikat dan berkulit hitam. Sedangkan dua yang terakhir adalah orang Inggris. BB King cenderung memainkan gitar elektriknya nyaris tanpa distorsi, sedangkan Jimmy Hendrix kaya sentuhan distortif. Demikian pula dengan dua gitaris terakhir. Baik Eric Clapton maupun Keith Richards memberi sentuhan distorsi dengan teknik dan porsi masing-masing.
Sebenarnya sebutan "dewa" sebagai bentuk penghargaan atau kehormatan bagi seorang musisi atas kepiawaian dirinya memainkan alat musik subyektif dan temporer.
Jika disebutkan bahwa seorang musisi termasuk kategori "dewa" karena ia membawa nuansa khas. Selain para gitaris yang telah disebutkan, ada nama-nama seperti Brian May (Queen), Eddy Van Halen, Steve Vai, Joe Satriani dan masih banyak lagi yang karena teknik maupun sound-nya khas.
Di Indonesia ada beberapa gitaris yang dapat diklasifikasikan sebagai "dewa" gitar. Selain Ian Antono yang mewarnai musik cadas dan pop dengan teknik dan sound khasnya yang mudah dikenali.
Era 1980 dan 2000-an, Log Zhelebour banyak memunculkan nama-nama baru di blantika musik cadas lewat festival yang digelarnya. Menggelar sejumlah konser banyak grup rock dalam negeri (God Bless, Cockpit, SAS/AKA, Superkid, Giant Step dan sebagainya). Juga dari manca negara semisal Skidrow dan White Lion yang ikut melambungkan nama Boomerang dan Jamrud.
Log Zhelebour punya andil besar menggairahkan industri musik Indonesia meroketkan nama-nama lady rockers seperti Silvia Saartje, Ita Purnamasari, Mel Shandy dan lain-lain.