Lihat ke Halaman Asli

Toto Karyanto

Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Memaknai Kepahlawanan: Dulu, Kini dan Kelak

Diperbarui: 5 November 2018   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto: gambar sampul dok.pribadi

Pahlawan hidup di jamannya. Orang yang lebih banyak berbuat baik bagi orang lain, apalagi saat sangat dibutuhkan, juga termasuk kategori pahlawan. Lalu, siapakah pahlawan yang sebenarnya?Pemerintah, selaku penyelenggara negara punya tugas dan kewajiban untuk menetapkan satu atau beberapa orang tertentu sebagai pahlawan nasional sebelum dilaksanakan peringatan hari pahlawan, 10 November. Ada banyak kriteria yang harus dipenuhi secara administratif, faktual maupun politik. Selain mungkin saja faktor sosial budaya yang melengkapi upaya pemenuhan syarat-syarat formal yang telah ditetapkan undang-undang atau peraturan pemerintah. 

Bagi buruh perempuan, Marsinah adalah pahlawan. Begitu pula untuk pegiat HAM, Udin sang pewarta atau Munir sang pembawa suara, adalah pahlawan bagi kaumnya. Perampok spesialis museum harta benda negara, Kusni Kasdut yang pernah menjadi pejuang bersama arek-arek Suroboyo, bagi kaum papa adalah pahlawan. Meskipun pemerintah memberikan cap "pecundang" yang membawa dirinya ke regu tembak. Tak kurang dari kelompok musik cadas yang telah berproses selama 45 tahun, God Bless, mengabadikan kisah kepahlawanan Kusni Kasdut dalam syair lagu : Selamat Pagi Indonesia.


Menghargai kepahlawanan ibarat lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Setiap tempat punya cara dan aturan sendiri untuk mengangkat seseorang jadi pahlawan. Masyarakat Amerika menciptakan tokoh superhero dengan simbol kekuatan otot, kelincahan tubuh dan lain-lain. Tapi secara visual nampak berbusana minimalis. Misalnya Superman, Wondewoman atau Captain America.

Pahlawan Indonesia masa lalu identik dengan sosok para pejuang di masa sebelum dan ketika sedang berusaha merebut/ mempertahankan kemerdekaan. Sementara itu, saat ini, banyak sosok yang layak dinobatkan sebagai pahlawan. Dari semua kalangan dan atau kelompok usia. 

Di berbagai tempat dan suasana. Bagaimana sosok pahlawan masa depan? Bisa jadi seorang anak yang sedang memeluk buku lusuh catatan harian orang tuanya. 

Atau seorang pemuda yang tengah menimang kuda lumping. Pahlawan selalu hadir dalam kehidupan manusia sepanjang ada manusia lain yang mau berkorban untuk kebaikan banyak orang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline