Lihat ke Halaman Asli

Radio Sebagai Aset Nasional Perekat NKRI dan Media Sosialisai

Diperbarui: 15 Juni 2017   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Radio merupakan salah satu aset nasional sebagai perekat NKRI, yang dapat dilihat dari sisi sejarah radiolah yang menginformasikan negara akan merdeka dan sudah merdeka. Meskipun pada saat ini radio mengalami gelombang badai yang luar biasa karena perkembangan teknologi namun radio tetap memiliki jangkauan terluas sampai ujung pulau terluar Indonesia. Dan radio tetap diterima baik oleh masyarakat serta tetap diapresiasi sebagai katalisator atau perpanjangan tangan yang mudah diterima oleh banyak kalangan. Sebagai salah satu bukti dari apresiasi tersebut, kita lihat saja disalah satu media komunikasi seperti telepon genggam yang marak ditemukan di modern era saat ini. Disana bisa kita lihat terdapat aplikasi radio didalamnya. 

Contoh lain misalnya terdapat banyak radio dimobil-mobil dan ini jelas sekali ada banyak sekali contoh nyata bentuk dari apresiasi bahwa radio mempunyai peranan yang sangat penting agar selalu dapat membangun budaya sadar bagi masyarakat. Dan pada kesempatan ini, saya selaku salah satu penyiar distasiun radio swasta di Provinsi Bengkulu terhitung sejak 2015 lalu hingga saat ini di 105, 9 FM Radionya Teman Mudah dan Keluarga Bengkulu ingin mengajak para pembaca agar merasakan peranan radio sebagai media untuk sosialisasi siaga bencana. Misalnya diradio dimana tempat saya bekerja disana terdapat ILM atau Iklan Layanan Masyarakat seperti iklan bencana alam, gempa bumi dan juga tsunami sedangkan bencana sosial misalnya banjir, demam berdarah, lalu lintas dan lain sebaginya. Iklan -- iklan ini sangat berpengaruh untuk sebuah pembangunan.

Yang dapat saya tarik dari Iklan Layanan Masyarakat bencana alam yang ada di Radio Flamboyan misalnya gempa, bahwa kita harus selalu hati-hati terhadap salah satu bentuk bencana alam ini. Apabila sedang gempa dan kita sedang berada dilantai atas di sebuah gedung yang tinggi maka jangan pernah kita mengambil jalan pintas seperti lip tapi pilihlah jalan manual seperti tangga. Kemudian bila kita sedang didalam rumah dan tak memungkinkan untuk keluar rumah karena sudah banyak kerumunan orang diluar sana maka pilihlah untuk tetap didalam rumah, bisa dengan bersembunyi dibawa meja dan sejenisnya. 

Selanjutnya bila sedang gempa usahakanlah untuk terhindar atau berada jauh dari bangunan dan pohon -- pohon karena pohon bisa saja tumbang dan tidak menutup kemungkinan bangunan pun bisa roboh. Begitupun dengan tsunami, bencana alam ini tak bisa kita pungkiri dan satu-satunya cara agar terhindar dari tsunami kita harus mengetahui tanda -- tanda akan terjadinya tsunami. Ini dikhususkan bagi masyarakat yang berada di wilayah lautan, dan sekitaran pantai.

Kemudian untuk bencana sosial, misalnya banjir. Ini mengingatkan saya akan pepatah, "Jaga apa yang ada dibumi maka yang dilangit akan ikut menjaga kita juga." Jadi jika kita tidak ingin menikmati banjir maka jangan pernah membuang sampah di selokan, jangan membuang sampah di aliran sungai, intinya jangan pernah membuang sampah sembarangan karena hal -- hal tersebut dapat menyumbat perjalanan air. Dan ini bukan contoh dari menjaga, malah sebaliknya ini merusak arus air menuju arah mudiknya yaitu muara. Nahhh selanjutnya, berbicara tentang banjir ini tentunya juga berbicara tentang air. Air yang tergenang, baik ini diselokan didepan rumah atau dibelakang rumah ini bisa menyebabkan sarang nyamuk. Karena genangan air menjadi hobi dari nyamuk untuk bersarang. 

Contoh kecil saja, tong air bila tidak ditutup ini bisa menyebabkan sarang nyamuk. Dan apalagi kalau dibelakang rumah dan depan rumah ada genangan air, ini bisa berakibat buruk bagi masyarakat. Oleh karena itu jangan menyumbat arus air dan jangan lupa menutup tong atau bak mandi. Langkah selanjutnya menguras bak mandi ini juga sangat penting, dan begitupun dengan mengubur barang bekas ini dilakukan agar tidak terjadi bencana sosial seperti demam berdarah dan lain sebagainya.

Selanjutnya bencana sosial seperti lalu lintas, ini terjadi karena kurang patuhnya terhadap rambu-rambu, mengendara tanpa helm dan banyak lagi yang lainnya.  Ini yang harus diperhatikan juga oleh banyak masyarakat, jangan mengendara bila sedang mengemudi, berhentilah jika ingin menelpon atau jika ingin mengangangkat telepon. Gunakanlah helm Standar Nasional, bukan karena apa -- apa namun itu semua untuk menjaga keselamatan dan keamanan terhadap diri kita bila suatu ketika terjadi yang tak kita inginkan. Dan yang harus juga dilakukan adalah jangan pernah serobot- serobot tanpa perhatikan rambu --rambu lalu lintas. Karena hal tersebut sangat berbahaya terhadap kita dan karena apa, serta mengapa, karena peraturan dibuat untuk dituruti bukan untuk dilanggar begitu saja.

Kesemua jajaran bentuk bencana alam dan sosial yang telah disebutkan diatas merupakan beberapa bentuk iklan yang terdapat di 105, 9 FM Radionya Teman Muda dan Keluarga Bengkulu. Ini merupakan salah satu bentuk peranan dari radio disamping sebagai media penghibur dan aset nasional perekat NKRI namun Radio juga sebagai media untuk sosialisasi siaga bencana dalam proses pembangunan budaya sadar. 

Memang terkesan sederhana namun mempunyai dampak yang mudah-mudahan bermanfaat untuk pendengar radio dimasa ini agar kita terhindar dari bencana dan agar kita selalu siap siaga serta jangan pernah mudah terlena dan semoga melalui media ini dapat membuat masyarakat selalu ingat bahwa bencana itu sangat dekat bila kita tak waspada dan memperhatikannya. Sedetik saja kita terlupa ataupun melupakannya maka tamat sudah riwayat kita. Oleh karena itu selangkah dariperjalanan kaki kita sudah pasti akan membawa seribu perubahan dimasa yang akan datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline