Lihat ke Halaman Asli

Tangisan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

redup padam bayangan diantara tangisan jiwa
melejit kencang membuyarkan genangan asa
ingin berlari mengejar sampai ketepian
kujulurkan tangan berbalut sinar
buah asah perjuangan kelam
entah berapa titik air mata lagi yang tersisa
entah berapa tetes darah lagi yang terbuang percuma
getas sudah tulang terasa dari langkah tak tentu arah
sinar cerah menjadi senja
remang-remang terasa perlahan mewarnai garis putih
gumpalan ini terpaku di pusat magnet bumi
diam membisu tanpa lagu
kaku memainkan harmoni yang mengelorakan belantara kala
teriak sumbang tanpa jerit
terdengar usang dimata zaman
gagu dan lucu
babak baru cerita saru
menyerang derita manis anak raja bayu
tatapan sinis
dengusan sadis
mengundang tangis ketakutan dikehampaan
meracuni kesendirian
kuasa hati hibur diri untuk jiwa yang hampir mati

Jogja diantara garis batas 24112010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline