Lihat ke Halaman Asli

Toriq Furqon Al Mujaddid

Universitas Pertahanan Republik Indonesia

BRICS and Future of Global Development

Diperbarui: 24 Januari 2025   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BRICS SUMMIT 2024 

Dalam konteks geopolitik dan ekonomi global yang dinamis, kelompok negara BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan) telah muncul sebagai kekuatan transformatif yang memiliki potensi signifikan untuk mendefinisikan ulang arsitektur pembangunan internasional. Kelompok ini, yang mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 23% produk domestik bruto (PDB) global, telah menunjukkan komitmen yang semakin kuat untuk menciptakan sistem ekonomi dan pembangunan alternatif yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Sejarah pembentukan BRICS sendiri mencerminkan ketidakpuasan terhadap struktur ekonomi global yang ada. Dimulai sebagai konsep ekonomi yang diperkenalkan oleh Goldman Sachs pada 2001, BRICS telah berkembang dari sekadar kategori ekonomi menjadi sebuah aliansi geopolitik yang nyata. Pada KTT BRICS ke-15 di Johannesburg pada Agustus 2023, kelompok ini secara resmi mengundang enam negara baru untuk bergabung: Argentina, Iran, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia, yang menandakan ekspansi signifikan pengaruh mereka.

Aspek paling revolusioner dari BRICS adalah upaya mereka untuk mendirikan institusi keuangan alternatif yang dapat menandingi lembaga Bretton Woods yang didominasi Barat. New Development Bank (NDB), didirikan pada 2015 dengan modal awal $100 miliar, telah menjadi bukti nyata komitmen BRICS untuk menciptakan mekanisme pendanaan pembangunan independen. Hingga 2023, NDB telah mendanai lebih dari 86 proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan dengan total investasi lebih dari $30 miliar di negara-negara anggota.

Strategi pembangunan BRICS tidak hanya terfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada transformasi paradigma pembangunan global. Mereka menekankan pendekatan yang lebih holistik, yang menempatkan pembangunan berkelanjutan, pengentasan kemiskinan, dan kerja sama selatan-selatan sebagai prioritas utama. Konsep "pembangunan tanpa kondisi" yang dipromosikan BRICS berbeda secara signifikan dengan model bantuan tradisional yang sering kali disertai dengan persyaratan politik dan ekonomi yang ketat.

Teknologi dan inovasi menjadi komponen kunci dalam visi pembangunan BRICS. Investasi besar-besaran di bidang riset dan pengembangan, terutama dalam teknologi hijau, kecerdasan buatan, dan infrastruktur digital, menandakan komitmen mereka untuk memimpin transformasi teknologis global. Sebagai contoh, China telah menjadi pemimpin global dalam investasi energi terbarukan, dengan lebih dari $83 miliar diinvestasikan pada 2022, sementara India telah mengembangkan program satelit dan ruang angkasa yang canggih.

Tantangan utama BRICS terletak pada kemampuan mereka untuk mengatasi perbedaan internal dan menciptakan narasi pembangunan yang kohesif. Meskipun demikian, KTM BRICS di Johannesburg pada 2023 menunjukkan tingkat konsensus yang menggembirakan, dengan negara-negara anggota sepakat untuk memperluas kerja sama dalam bidang perdagangan yang menggunakan mata uang lokal, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, dan mengembangkan mekanisme keuangan alternatif.

Kesimpulannya, BRICS tidak sekadar menjadi kelompok negara berkembang, melainkan sebuah kekuatan transformatif yang secara aktif membentuk ulang lanskap pembangunan global. Dengan pendekatan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan, mereka memperlihatkan potensi untuk menciptakan model pembangunan yang lebih adil dan bermartabat bagi negara-negara di selatan global. Masa depan pembangunan internasional, dengan demikian, semakin dibentuk oleh dinamika dan visi kolektif BRICS.

 BRICS SUMMIT 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline