Beberapa hari ini,media nasional memberitakan masalah Freeport dan transkrip pembicaraan yang disangkakan dilakukan oleh ketua DPR RI. Ada aksi bantah-membantah,ada aksi tuding-menuding,ada aksi bela-membela. Semua mengaku demi kepentingan bangsa dan negara. Demi rakyat Papua,demi kesejahteraan rakyat kecil.
Silahkan kita liat saja nanti arahnya ke mana? Namun secara naluriah,manusia normal itu umumnya akan berusaha mati-matian membela diri,saat kepentingannya mulai diusik. Apalagi bila ujungnya duit. Hadeuh...
Membahas penegakan hukum dan aturan di negara ini,tidak ada habisnya. Yang berkerah,berduit,apalagi punya jabatan kalau tidak tertangkap basah,saya yakin akan membutuhkan energi besar,waktu banyak dan uang banyak,untuk menjeratnya. Pengacara yang dibayar mahal akan senantiasa mencari celah di balik abu-abunya pasal. Belum lagi ditambah dengan koneksi dan reputasi tokoh yang diperkarakan tadi. Buat mereka yang diindikasikan melanggar aturan,hukum di negara ini,bila tidak tertangkap tangan,akan selalu menganggap ini hanya hal REMEH TEMEH saja,sebentar lagi redup. Ada azas praduga tak bersalah...
Bandingkan kasus di level bawah,level kelas pekerja dan level rakyat kecil.Mana sanggup membayar pengacara mahal,mana ada koneksi ke kekuasaan lebih tinggi,dan tidak banyak media yang mau memblow up,karena dianggap berita yang kurang menjual. Hadeuh...capek dwehhhhh..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H