Lihat ke Halaman Asli

Puasa Bicara di Media Sosial Saat Bulan Ramadhan

Diperbarui: 17 Mei 2019   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bulan puasa adalah salah satu bulan berlatih  untuk  menahan diri dari segala hal yang mampu mengurangi pahala puasa. Tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, melainkan juga beberapa hal yang dapat merusak nilai pahala puasa. Banyak diantara umat muslim yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja karena melupakan esensi dari berpuasa.

Esensi berpuasa sendiri adalah menahan diri dari segala hawa nafsu, baik dari perkataan kotor, amarah, bergosip dan hal yang dapat merusak nilai puasa.  Tidak hanya perkataan saja yang harus dihindari, melainkan dari tulisan-tulisan hoax, ataupun tulisan yang dapat menyakiti perasaaan orang lain.  Kalau dulu orang menyebut perkataanmu adalah harimaumu. Namun, berbeda dengan zaman modern atau milenial sekarang ini. Tulisan di media sosial menjadi pedang bagi yang menulisnya.

Jadi kita harus memperhatikan apa yang telah kita tulis, Tulisan yang tidak menimbulkan unsur sara, ataupun mencegah dari tulisan yang mengandung unsur kebencian antar kelompok maupun individu. Pada bulan yang penuh dengan hikmah ini, kita harus belajar agar terhindar dari perbuatan yang dapat membuat kebencian dengan berlatih sabar dan menghindari media sosial.

Vakum tidak berarti meninggalkan media sosial secara penuh, yang perlu kita perhatikan adalah menjadi pendengar setia, tanpa harus membalas komentar pedas dari beberapa tulisan yang mengandung unsur kebecian, sehingga tidak menimbukan debat antara saya dengan orang lain. Menjadi pendengar setia adalah sesuatu yang wajar tanpa harus menshare artikel-artikel yang membuat kericuahan pada suatu kelompok.

Di zaman milenial ini, kita harus jauh berhati-hati dengan media sosial. Karena media sosial ini ibarat sebuah pedang, jika kita tidak menggunakannya dengan benar, maka akan menjadi perangai atau alat yang dapat menusuk kita sendiri. Saya menjadikan media sosial sebagai alat silaturahim dan promosi tempat wisata jogja sehingga dapat dikenal oleh orang banyak. Apalagi sebentar lagi liburan tiba, banyak orang yang mencari rekomendasi tempat wisata melalui media sosial. Baik dari facebook, youtube ataupun instagram.

Itulah beberapa hal yang saya lakukan ketika bulan ramadhan, terkhusus ketika siang hari. Akan lebih baik tidur dari pada harus bermedia sosial, karena banyak efek buruk yang ditimbulkan ketika kita bermedia sosial saat berpuasa. Kita harus menahan amarah dan segala hal yang mampu merusak nilai puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline