Sosok ini belum pernah bertatap muka dengan Rasulullah, namun jejak kebajikannya sungguh membuat Nabi Muhammad sangat terkesan, beliau menyuruh sahabat utama yakni Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib bertemu dengan pemuda berasal dari Yaman.
Generasi terbaik adalah generasi dimana sahabat bertemu dengan Nabi Muhammad. Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi bersabda" Sebaik baik manusia adalah masaku, lalu orang orang sesudah mereka, kemudian orang sesudah mereka."(HR Bukhari dan Muslim). Generasi Tabi'in adalah sebutan bagi orang orang yang belum bertemu langsung Nabi, namun sempat bertemu dengan sahabat Nabi. Adalah Uwais Al Qorni yang mucul dari generasi Tabi'in yang disebut Nabi karena keistimewaan perilakunya.
Pemuda biasa saja, dari masyarakat rakyat jelata dan si Uwais Al Qorni memiliki penyakit sopak yang mengakibatkan badannya belang belang. Uwais tinggal bersama ibunda tercinta, meski sangat miskin dalam kehidupannya, Uwais selalu ingin memenuhi keinginan Emak yang ia cintai segenap jiwa raga. Namun ada satu hal yang membuat Uwais galau karena permintaan Ibunya untuk menuju Mekkah dan menunaikan ibadah haji belum bisa ia lakukan.
Jarak Mekkah-Yaman yang mencapai 1.119 Km, perlengkapan dan juga perbekalan yang minim membuat keinginan Ibunda tercinta tak segera dipenuhi oleh Uwais, padahal kerinduan Emak tercinta untuk segera mengunjungi Baitullah seperti tak tertahankan lagi. Uwais memutar otak bagaimana caranya agar keinginan Ibunya bisa teralisasi, naik haji meskipun harus menempuh perjalanan panjang diantara teriknya gurun pasir.
Berlatih Memperkuat Otot Dengan Gendong Lembu
Untuk urusan kepo dan nyinyir bukan monopoli manusia yang saat ini memegang gawai dan beberapa media sosial, dahulu sekali untuk urusan rasa ingin tahu dan mencemooh pun pernah dirasakan Uwais gegara beliau membeli anak lembu atau sapi yang masih kecil, setiap hari ia menggendonganak lembu dari rumah dan menuju kandang yang berada di bukit.
Begitu terus hingga lembu itu lebih berat bobotnya, namun Uwais makin cekatan mengatur ritme mengangkut lembu, otot ototnya terlatih secara alami tanpa perlu ngegym dan membayar iuran keanggotaan bulanan. Di kampungnya kini Uwais memiliki otot yang sangar dan juga tenaga super yang mengagumkan.
Penduduk kampung Qarn di mana Uwais menetap tak berani lagi mengolok pemuda berbadan belang belang, body building selama delapan bulan telah dilewati dengan mulus dan ia bersiap menuju Mekkah bersama Ibunda tersayang.
Bukan unta atau kuda yang dibawa Uwais menuju Mekkah, namun dirinya yang menggendong Ibunda menuju pusat peradaban Islam, goes to Mekkah dengan beban di pundak yakni seseorang yang begitu Uwais cintai.
Tak sia sia berlatih menggendong lembu, proses tak mengkhianati hasil. Mereka berdua sampai juga menuju Mekkah, tak kepalang bahagianya mereka berdua karena impian haji telah terwujud, di sisa umur Ibunda tercinta, Uwais secara dramatis mengabulkan satu satunya permintaan yang belum terkabul olehnya, saat Ka'bah di depan mata, lunas semua keinginan Ibu tercinta.