Ke Bandung naik kereta api? Belum pernah nyobain dan saat ada kesempatan, langsung saja ngejajal perjalanan ke kota kembang Bandung. Pesan tiket dan akhirnya jadi juga ke Paris van Java numpak sepur untuk kali pertama. Naik commuter line dari stasiun Cikarang menuju stasiun Bekasi, karena pemberangkatan jam 6.48, masih bisa sih untuk nyari sarapan.
Suasana stasiun Bekasi terlihat ramai karena ada rombongan siswa yang akan berdarma wisata. Setelah cukup lama menunggu kereta Argo Parahyangan 38 pun tiba. Naik ke gerbong Premium 1 dan mencari tempat duduk, yeay dapet tempat duduk dekat jendela, dari stasiun Bekasi hingga Cikampek memilih untuk tiduran karena pemandangannya sudah biasa dilihat. Nah lepas dari stasiun Cikampek baru deh fokus "jelalatan" melihat pemandangan dari arah jendela.
Jika perjalanan Bekasi-Cirebon relatif lurus dengan view sawah, jalur menuju Bandung banyak sekali pemandangan yang membuat hati bersorak senang, ada pemandangan sawah, bebukitan, jurang, gelapnya terowongan, bahkan tol Purbaleunyi dengan jembatan yang membentang pun terlihat jelas.
Belum lagi kelokan rel dan juga trek menanjak seakan mengadu nyali lokomotif untuk prima membawa gerbong penumpang, yang seru di setiap kelokan, akan terlihat gerbong di belakang dan juga lokomotif yang melaju.
Pemandangan terbaik menurut penulis jika berada di ruang restorasi, sambil menikmati coklat panas seharga 13 ribu, dari balik jendela seakan melihat lukisan alam yang dahsyat, melewati stasiun Sukatani, Plered, Cikadongdong namun kereta tak berhenti, tak habis habisnya pemandangan rancak yang sayang untuk dilewati.
Namun ada dua moment yang tak bisa dilupakan ketika berada di KA Argo Parahyangan yakni ketika melewati jembatan Cisomang, dari gerbong terlihat aliran sungai dengan airnya yang berwarna coklat, mungkin jarak dari atas rel ke dasar sungai mempunyai ketinggian seratus meter, rada rada ngeri melihat ke bawah tapi kok penasaran.
Di sekitaran stasiun Maswati, kereta berhenti beberapa menit dan kemudian melaju perlahan, di tikungan kereta kembali berhenti, tampak beberapa orang berpakain oranye berjaga jaga, kemudian ada kereta dari arah berlawanan bergerak, setelah itu Argo Parahyangan yang ditumpangi penulis melaju, tetiba pemandangan luar jendela menjadi gelap, hanya suara kereta berderak, sekitar dua menit suasana gelap, akhirnya kereta telah sukses melewati terowongan Sasaksaat.
Yup jembatan Cisomang dan terowongan Sasaksaat menjadi bagian tak terlupakan ketika menuju kota Bandung melalui kereta, rasanya harga tiket yang seharga 115 ribu sepadan dengan pengalaman tiga jam di dalam gerbong kereta Argo Parahyangan.
Menuju Bandung menjadi perjalanan berkesan, rasanya gimana gitu ketika berada di gelapnya terowongan atau saat Argo Parahyangan di bawah kolong tol, melintas jembatan dan menatap kebawah yang terlihat adalah petak petak sawah yang menghijau dan terlihat kecil.
Sensasi melihat kesibukan mobil yang lalu lalang di jalan tol pun seakan menjadi bonus perjalanan. Jika ke Bandung dan ingin melihat panorama keren di kereta Argo Parahyangan, waktu terbaik adalah antara jam delapan pagi hingga sore hari, kalau malam mah nggak bakalan deh menyaksikan keseruan pemandangan.
Argo Parahyangan berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun Cimahi, tujuan akhir kereta adalah stasiun Bandung. Ketika harus bersiap karena stasiun Bandung telah menanti, para penumpang pun mengemasi barang bawaan, hingga akhirnya kereta benar benar berhenti dan pintu pun terbuka, dari stasiun terdengar musik degung seakan menyapa penumpang yang baru tiba, Bekasi-Bandung tiga jam bersama Argo Parahyangan, keren pisan euy.