Permainan impresif Bagus Kahfi dan kawan kawan dalam grup K kualifikasi Piala Asia U-19 2020 ketika menjadi juara grup dan lolos otomatis karena memuncaki klasemen, bersama Korea Utara, Hongkong dan Timor leste. Tim besutan Fakhri Husaini mengunci jawara grup K setelah tiga kali tampil dan tak terkalahakan, di pertandingan pertama Indonesia menang dengan skor 3-1, selanjutnya Hongkong di lumat empat gol tanpa balas, di pertandingan terakhir saat kontra melawan Korea Utara, David Maulana dan kawan kawan berbagi skor 1-1.
Total raihan point timnas U-19 adalah tujuh dan berhak lolos otomatis menuju putaran final Piala Asia U-19 yang akan berlangsung di Uzbekistan pada 14-31 Oktober 2020 mendatang, akan ada 16 negara yang mengikuti putaran final Piala Asia U-19, salah satunya adalah Indonesia, pencapaian ini patut di syukuri bahwa tim yang berjuluk Garuda Nusantara mampu membuktikan bahwa untuk level junior, sepak bola Indonesia masih memiliki harapan untuk mengharumkan tim Merah Putih di kancah internasional.
Namun sayang, setelah menghantarkan Bagus Kahfi dkk, pelatih Fakhri Husaini memilih mundur untuk menukangi timnas U-19, entah apa yang menyebabkan Fakhri Husaini melepas kursi kepelatihan, jika merujuk prestasi dan juga kedekatan emosi dengan para pemain, Fakhri Husaini sangat layak untuk tetap memegang kendali timnas U-19. Pemain timnas U-19 yang berposisi sebagai penyerang, Amiruddin Bagus Kahfi bahkan secara terbuka menyatakan keinginannya agar Fakhri Husaini tetap menukangi timnas U-19.
Sebagai pelatih memang Fakhri Husaini terbilang sukses menangani timnas level junior. Di tahun 2018, timnas U-16 mampu menjuarai Piala AFF U-16 dan kemudian pada gelaran Piala Asia U-16 di tahun yang sama, tim U-16 mampu menembus babak delapan besar. Ketika usia para pemain U-16 beranjak menuju level U-18, Fakhri pun mampu membawa timnas U-18 menjadi peringkat ke tiga, setelah itu lolos pula ke putaran Piala Asia U-19, selanjutnya proyeksi berikut adalah persiapan menghadapi Piala Dunia U-20 di tahun 2021 yang kebetulan Indonesia menjadi tuan rumahnya.
Seperti sebuah lirik lagu yang saat ini ngetrend "putus pas lagi sayang sayangnya". Alasan Fakhri untuk mundur karena kontrak pelatih yang lahir pada tanggal 27 Juli 1965 di Lhokseumawe ini berakhir setelah babak kualifikasi, dan ia ingin fokus bekerja sebagai pekerja di perusahaan Pupuk Kaltim. Namun banyak netizen sepertinya enggan kalau Fakhri Husaini melepas jabatan pelatih timnas U-19. Banyak berharap agar Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia bisa mempertimbangkan untuk tetap memilih Fakhri sebagai pelatih hingga Piala Dunia U-20 yang bakalan di gelar di tanah air.
Namun memang keputusan ada di badan regulator sepak bola tanah air, apakah nantinya pengurus PSSI akan memanggil kembali coach Fakhri Husaini, atau malah mengganti pelatih baru bagi timnas U-19. Kita tunggu perkembangan soal lowongnya kursi pelatih ini. Namun harapan yang pasti adalah, hingga saat ini publik sepak bola tanah air masih menunggu timnas di level mana pun untuk bersinar dan berprestasi, rasanya sudah terlalu lama pecandu bolah di seluruh tanah air merindukan timnas angkat trophy sebagai bukti bahwa memangkita punya prestasi.
Semoga saja timnas U-19 secara mental tidak terganggu dengan pamitnya coach Fakhri, hal yang terbaik kita doakan agar prestasi timnas Indonesia bisa mengkilap, di level mana pun timnas berada, para penonton dan pecinta bola tanah air pasti akan mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H