Menang tak berarti mulia, kalah tak berarti hina namun curang pasti celaka, sebuah pepatah ini berlaku juga di sepak bola. Sembilan tahun lalu ketika perempat final piala dunia 2010 saat Uruguay kontra Ghana.
Di menit menit akhir pertandingan areal pertahanan Uruguay terjadi kemelut dan tandukan Dominic Adiyiah menghujam gawang Uruguay, 100% sepertinya akan bobol, namun Luis Suarez dengan cara licik menepis bola dengan tangannya, bola pun urung masuk. Sialnya tendangan pinalti di menit terakhir gagal membuahkan gol.
Ghana pun tersingkir secara tragis di stadion FNB Johannesburg pada tanggal 3 Juli 2010. Luiz Suarez jejingkrakan ketika timnya melangkah ke semi final, tawa diatas luka jutaan penggemar Ghana.Sepak bola memang selalu menyajikan drama dan juga karma sesudahnya.
Sembilan tahun berselang setelah Uruguay menekuk Ghana dengan cara tragis, kini gantian Luis Suarez harus merasakan sebuah karma, bukan Ghana yang membalas kekalahan itu, tapi negara lain yang memberikan tangis kepada pemain bengal kelahiran 24 Januari 1987 di Salto, Uruguay . Pemain bertinggi badan 1.82 cm ini merasakan kedukaan yang mendalam saat jumpa Peru di perempat final Copa America 2019 yang di selenggarakan di Brasil.
Stadion Fonte Nova Arena seakan menjadi saksi bahwa karma itu berjalan bagi Luis Suarez dan juga Uruguay, adalah Peru yang memberikan pembalasan setimpal atas derita Ghana sembilan tahun lalu.
Pedro Gallese dan kawan kawan mampu membendung laju Uruguay untuk menapaki babak semi final. Adalah hal yang menyakitkan kalah adu tos tosan melalui tendangan pinalti, sebelumnya tiga gol Uruguay dianulir wasit melalui bantuan VAR.
Sebenarnya Uruguay menceploskan bola di menit ke 29 melalui Federico Valverde namun golnya dianulir. Babak kedua, Uruguay menyarangkan dua gol ke tim asuhan Ricardo Gareca namun gol Cavani di menit ke 59 dan Suarez di menit ke 73 semuanya di anulir wasit Wilton Pereira Sampaio. Dan dua kali babak pertandingan berakhir dengan skor kaca mata.
Uruguay yang dilatih Oscar Tabarez harus melakoni adu tendangan pinalti. Namun nampaknya karma telah mengintai tim Uruguay,lima eksekutor Peru mampu memberikan hal positif dengan gol yang tercipta.
Penendang terakhir Uruguay adalah Luis Suarez, pemain Barcelona yang pernah dianggap salah satu pesepak bola begajulan karena ulahnya menggigit pemain lawan dan bertindak rasis ini adalah penendang kelima, apesnya Suarez gagal menaklukan Pedro Gallese dan akhirnya Peru menyingkirkan Uruguay dengan skor 5-4.
Tangisan Suarez mewakili kesedihan Uruguay, karma pun terjadi jua, Sembilan tahun menunggu, pembalasan atau karma pun menerpa Luis Suarez, kecurangannya di piala dunia 2010 terbayar lunas di Copa America, tiga gol dianulir plus kalah adu pinalti membuat mimpi Uruguay untuk melengkapi gelar ke 16 kali dipastikan kandas, nampaknya memang dalam kehidupan nyata tak boleh berbuat curang karena karma itu ternyata ada di dunia sepak bola.