Menelisik kembali tentang majunya sebuah klub atau tim menuju babak berikutnya meski sama sama menghasilkan jumlah gol yang sama. Maka akan di hitung jumlah gol tandang.
Aturan gol tandang sendiri di mulai ketika musim 1965/1966. Otoritas sepak bola Eropa, UEFA memutuskan bahwa tim yang lebih banyak mencetak gol ke gawang lawan akan dianggap sebagai pemenang.
Di musim lalu kita ingat saat AS Roma dengan dramatis mengalahkan raksasa Catalan,Barcelona di stadion Olimpico dengan hasil skor 3-0, sebelumnya di leg pertama, pasukan serigala Roma dipecundangi Barcelona dengan skor 4-1.
AS Roma lolos di fase delapan besar dengan agregat 4-4, namun karena Roma mampu mencuri sebiji gol di Nou Camp maka Roma pun melaju ke babak semi final.
Saat ini peraturan gol tandang sedang di kritisi oleh beberapa pelatih top Eropa, salah satu pelatih yang bersuara nyaring tentang hasil gol tandang adalah pelatih berpaspor Argentina yang saat ini menukangi Atletico Madrid. Diego Simione.
Aturan gol tandang memungkinkan tim yang telah mencetak gol ke gawang lawan cenderung bermain bertahan. Konon pendapat Simione ini diamini juga oleh pelatih pelatih top lainnya seperti Carlo Ancelotti dan Thomas Tuchel.
Apakah suara suara vokal dari pelatih ini mampu menjadi pertimbangan bagi UEFA? Kita tunggu kesimpulan dan hasil yang akan diputuskan otoritas tertinggi sepak bola benua biru ini.
Semoga saja tidak kembali lagi ketika tos tosan dengan cara pengundian uang koin dilakukan, soalnya untuk hal ini, tim yang kalah akan merasa lara sekali ketika hasil pertandingan di tentukan oleh uang logam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H