Lihat ke Halaman Asli

Topik Irawan

TERVERIFIKASI

Full Time Blogger

Cara Cantik Mall Kelapa Gading Hidupkan Pasar Klewer Di Ibu Kota

Diperbarui: 6 Juli 2015   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Gapura Pasar Klewer di La Piazza Mall Kelapa Gading(dokpri)

 

Korporasi atau perusahaan tak melulu 'profit oriented' alias nyari untung saja, dan semestinya keserakahan perusahaan menendang norma norma sosial harus dihentikan, di bulan berkah ramadhan, di bulan yang di sucikan oleh seluruh umat muslim, ada event yang patut kita renungkan, sebuah langkah terobosan ciamik telah dilakukan oleh pihak La Piazza Summerecon Kelapa Gading, kegiatan yang mampu membawa kegairahan bagi pedagang pasar Klewer Solo agar tak meratapi nasib karena musibah kebakaran di bulan Desember tahun lalu.

Peran sosial pengelola Mall Kelapa Gading patut di tiru oleh perusahaan lain, kedukaan para pedagang Solo seolah bergeliat di event yang dikasih titel Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer yang berlangsung antara tanggal 19 Juli hingga 5 Juli 2014, beruntung saya pada tanggal 30 Juni lalu berkesempatan untuk hadir bersama teman teman Kompasianer yang tergabung dalam Kompasianer Penggila Kuliner, tak tanggung tanggung, para Kompasianer ini dikawal langsung oleh komandan KPK yaitu Bang Syaifudin Sayuti dan juga Mas Rahab Ganendra. Didampingi oleh Mbak Indrie dari pihak La Piazza, suasana gerebek berlangsung seru, akrab dan hangat, terima kasih yang sebesar besarnya untuk pihak La Piazza yang berkenan menyambut kami dengan tangan terbuka.

Sore menjelang beberapa jam menuju berbuka puasa, saya memasuki pelataran La Piazza yang telah di sulap dengan dekorasi seperti Pasar Klewer, suasananya Solo banget deh, ada gapura, ada becek, tugu dan juga kereta kencana, aneka booth dan juga gerobak kuliner tersebar di antero La Piazza, rasanya bukan berada di utaranya ibukota Jakarta, serasa ada di Solo, dengan samar samar terdengar gending Jawa sebagai ilustrasi musik, dan aneka makanan tersaji menggugah selera, tak kurang 10 peserta kuliner Pasar Klewer, juga 36 peserta Bazar Batik Pasar Klewer yang didatangkan langsung dari kota Solo maka suasana tradisional Jawa terasa kental sekali.

Markobar Yang Penuh Sesak Antrian

Bermacam kuliner tersaji,ada stand yang membuka aneka hidangan untuk ta'jil, ada juga oleh oleh khas Solo Ny Handayani yang memboyong lengkap aneka camilan khas Solo, Nasi Liwet & Ayam Goreng Kampung Solo Ny Lany dipenuhi para pembeli yang ingin mencicipi di saat berbuka, Dawet Bu Dermi Pasar Gede Solo banyak dirubungi pengunjung untuk melepas dahaga, dan Soto Ayam Lek Sri Asli Solo pun tak kalah sibuk melayani pembeli.

Namun dari sejauh pengamatan saya sebagai petugas gerebek KPK, booth Martabak Kota Barat atawa Markobar yang dipunyai oleh salah satu anak dari presiden RI ke 7 yaitu Bapak Joko Widodo yang terlihat paling sibuk meladeni animo para pengunjung La Piazza, jelang waktu berbuka hingga jam menunjukan pukul 20.30 Wib, suasana booth riuh, dan diantri para pembeli yang sepertinya penasaran ingin mencicipi martabak yang di Solo katanya begitu diminati oleh kawula muda yang doyan nongkrong, dengan variasi harga dari mulai Rp 38.000 rupiah hingga harga seratus ribuan, Markobar salah satu pesona dari event Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer.

Bahkan admin Kompasiana yaitu Mbak Wardah Fajri alias Mbak Wawa rela antri hingga dua jam untuk sekedar ingin menuntaskan rasa penasarannya akan lezatnya martabak kota barat alias markobar yang konon dulunya berangkat dari usaha kaki lima yang akhirnya berkembang menjadi kafe yang digandrungi sobat muda kota Solo.

Batik Klewer Yang Termasyhur

Nggak seru kalau cerita Klewer tanpa batik, batik adalah bagian dari kekayaan budaya nusantara dan pasar Klewer adalah pasar sandang pangan yang terkenal dengan batik sebagai sentral usaha di pasar yang telah melegenda, dan kita semestinya juga berbangga hati bahwa batik telah ditetapkan sebagai Unesco sebagai World Herritage, bahkan negara tetangga pun nafsu bingit mengklaim batik sebagai budaya bangsanya, sebuah pemaksaan budaya yang naif, karena semua tahu bahwa batik itu identik dengan Indonesia gitu lho.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline