Setega itukah kau lenyapkan diriku padahal melihat dunia pun belum sempat
Pantaskah engkau disebut wanita bernurani
Padahal aku pun tak minta apa apa
Beri kesempatan saja untuk menghirup udara
Menikmati oksigen anugerah Illahi
Namun aku harus gugur jua
Berdarah darah hingga tak bisa menatap wajahmu ibu
Setega itu engkau perlakukan kami
Padahal senyummu membuncah saat saat sebelum itu
Namun teganya engkau putuskan kehidupanku
Namun inilah sebuah keadaan yang biasa