Lihat ke Halaman Asli

Topik Irawan

TERVERIFIKASI

Full Time Blogger

Untuk Presiden Baru, Tolong Hapuskan Istilah "Raskin"

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ada varietas jenis padi yang saya kenal di kampung saya,IR,46,Krewing,lalu dalam perjalanannya saya pun mengenal jenis beras dengan mutu baik seperti Pandan Wangi,Rojolele,Setra Ramos,jenis beras ini biasanya dijual dengan kemasan 5 kilogram di pasar pasar modern,harganya pun lebih kompetitif,namun saya jarang mengkonsumsi beras seperti ini,karena saya beli beras secara ketengan di abang abang penjual beras yang berkeliling atau beli di warung terdekat juga dengan ketengan.

Beras memang mempunyai tempat istimewa,setelah di olah namanya ganti yaitu nasi,sebelum di giling namanya gabah dan saat ditanam namanya padi,berbeda dengan istilah bahasa asing,nama beras ya tetap rice walau belum dimasak ataupun tidak,dan tanamannya pun mungkin disebut rice juga?

Tak heran jika ada survey untuk merumuskan upah buruh,beras menjadi nomor awal untuk disurvey,karena beras adalah makanan pokok.Dari beragam varietas beras yang telah saya sebutkan tadi,ada jenis beras baru,namanya beras raskin,entah siapa yang kali pertama menyebutkan beras jenis raskin ini,beras ini berharga murah dngan kualitas seadanya,menurut saya istilah raskin atau beras untuk rakyat miskin inilah bentuk kearoganan pemerintah,bukankah raskin disuplai oleh pemerintah?

Raskin menjadi kosa kata baru untuk jenis beras yang murah,dengan kualitas seadanya,atau kalau boleh dibilang buruk,untuk Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris,istilah raskin adalah tamparan yang teramat menghinakan bagi rakyat,tidakkah negara mampu menyediakan beras dengan kualitas baik untuk dikonsumsi rakyatnya?Tidakkah ini adalah hal yang begitu menyedihkan,negara sepertinya mempermalukan rakyatnya dengan sebutan beras rakyat miskin.

Sudah saatnya istilah raskin ini dihapus,tugas negara untuk menghapuskan kemiskinan,bukan malah melegalkan kata miskin dan disandingkan dengan kata beras,dan apakah para pejabat yang hebat hebat itu sanggup mengkonsumsi beras miskin yang terkadang berbau apek,pera dan juga cepat basi?

Bisakah para lurah,camat,bupati,gubernur,menteri dan presiden mengkonsumsi raskin seperti mana rakyatnya mengkonsumsi beras seperti ini,untuk presiden baru tolong hapus saja beras raskin,ganti dengan beras kualitas bagus dan namanya pun jangan raskin lagi,sudah saatnya pemerintah baru lebih memperhatikan rakyatnya,ya paling tidak jangan berikan lagi beras kualitas buruk dengan kata raskin,sebuah kalimat yang menurut saya begitu memedihkan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline