[caption id="attachment_336924" align="aligncenter" width="300" caption="Cover depan dan belakang buku(dok pribadi)"][/caption]
Ada penggambaran yang sangat keliru di dalam sinetron sinetron di televisi Indonesia tentang guru,gambaran guru yang culun,menjadi sterotype hampir sebagian besar watak guru,menjadi bahan olok olok muridnya,tak ada wibawa dan sederet kesan negatif lainnya,inikah yang di inginkan untuk karakter guru di sinema elektronik?Allahualam.
Namun jika kita membaca buku yang berjudul MENJADI SEKOLAH TERBAIK dari Tanoto Foundation dan penerbit Raih Asa Sukses,gambaran guru yang ada di sinetron sinetron kita,akan serta merta terhapus,dedikasi para guru yang tersebar di seluruh pelosok nusantara adalah jalinan mutiara yang sinarnya seolah membentang dari Sabang hingga Merauke.
Dedikasi mereka adalah teladan bagi dunia pendidikan Indonesia,mereka ada menguntai tali sejarah dan peradaban agar anak didik berkembang sesuai dengan fitrahnya manusia,yaitu menyebarkan kebaikan dari ilmu yang telah diberikan guru,dan Tanoto Foundation dengan Sukanto Tanoto sebagai seorang pengusaha yang peduli dengan dunia pendidikan nasional,terus mengasah kemampuan para guru,terutama yang berdekatan dengan lingkungan perusahaannya memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan nasional.
Membaca buku ini,ada semacam keharuan,ditengah hedonisme yang begitu masif,ternyata masih banyak guru guru berpikir jernih,dan mereka merawat dengan setulus hati,kita pasti teringat kisah bu guru Muslimah dan pak Harfan di kisah Laskar Pelanginya Andrea Hirata,gambaran guru mulia ini juga banyak dikisahkan di buku setebal 188 halaman.
Kegigihan Bapak Roben Yangkat dari SDN 003 Kunyit,Nunukan,Kalimantan Timur,beliau adalah kepala sekolah,dan mimpi beliau adalah agar suku Dayak Agabag bisa terbuka,maju dan berwawasan luas,faktor pendorong atas budaya Dayak Agabag adalah kebanggaan atas identitas budaya suku dan harga diri,dan inilah modal awal untuk melakukan transformasi nilai nilai budaya lokal,muatan lokal di masukan dan diajarkan,salah satunya yaitu Tari Gong,sebuah tarian perang,falsafah perang kekinian bukanlah perang melawan suku lain namun perang untuk melawan kebodohan,kemalasan,kepicikan,ketertinggalan untuk menuju masyarakat yang lebih baik.
Ada banyak inspirasi dari buku ini,para pengajar atau guru,dengan segala kesederhanaan fasilitas sekolah atau pun memang sekolah itu terletak di zone yang tak ideal untuk belajar,mereka gigih untuk memberikan yang terbaik bagi para muridnya,seperti apa yang dilakukan Ibu Suryetty dari SD Bhayangkari II Padang,yang berinovasi dengan puzzle peta dunia,peserta diajak interaktif menyelesaikan puzzle seraya menyebutkan ciri khas masing masing negara di dalam puzzle itu sendiri.
Dan perjuangan Bapak Setyo Admoko dari SMP Bhayangkari I Surabaya,sekolah yang terletak di jalan Ahmad Yani Surabaya ini disebelah salah satu mall besar,dan ini menjadi tantangan tersendiri agar anak didiknya tak tergoda bermain di mall saat jam belajar,dan dengan dukungan guru guru lain,Pak Setyo ini pun menciptakan atmosfer belajar yang kondusif serta menyajikan proses pembelajaran secara menarik dan kreatif.
Dengan segala apa adanya,memang kita harus mengakui sosok guru adalah panutan,dan kita pun pasti mempunyai guru favorit,sekolah yang kita rindukan,guru memang layak disebut obor peradaban dan cahaya kehidupan,inilah mungkin kalimat yang pas untuk sosok sosok guru di dalam buku ini.
Tidak rugi membeli buku ini karena didalamnya banyak sekali petikan petikan hikmah yang bisa kita ambil manfaatnya,maju terus dunia pendidikan Indonesia!
MENJADI SEKOLAH TERBAIK