Lihat ke Halaman Asli

Topik Irawan

TERVERIFIKASI

Full Time Blogger

Ikhlas Menerima Jokowi-JK Sebagai Pemimpin NKRI

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408639343429606769

[caption id="attachment_339177" align="aligncenter" width="300" caption="Dari layar hape,serius melihat sidang putusan MK(dok pribadi)"][/caption]

Kemenangan dan kekalahan adalah sunatullahnya dalam setiap kompetisi,dan di pilpres ini akhirnya pasangan nomor urut dua memiliki suara dukungan lebih banyak dibanding pasangan nomor satu,dan akhirnya tim koalisi merah putihmengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi,dan hari ini akhirnya MK menyampaikan putusan bahwa menolak seluruh gugatan yang diajukan pihak Prabowo.

Keputusan MK adalah keputusan konstitusi tertinggi di republik ini,apapun hasilnya putusan MK adalah final,mungkin terasa sakit bagi pendukung Prabowo namun pada akhirnya kita pun menyadari menang dan kalah harus ada disetiap kompetisi,selamat untuk Jokowi -JK yang telah memenangkan pilpres kali ini.

Pikiran saya jadi teringat akan peristiwa di kantin kantor Kompas beberapa hari lalu,saat itu kami bertiga,ada Kang Pepih Nugraha,Pak Dian Kelana dan saya,menyimak pembicaraan Pak Dian dan Kang Pepih,menurut Kang Pepih,demokrasi itu memang harus menerima,baik kalah ataupun menang,yang kalah mengakui dengan sportif,dan yang menang pun mestinya merangkul yang kalah,kurang lebih begitu obrolannya.

Jika akhirnya Jokowi menang,memang itulah yang terjadi,sebagai salah satu dari jutaan pendukung Prabowo yang terserak dari Sabang hingga Merauke,dengan hati yang jernih saya ucapkan selamat kepada bapak Jokowi yang akan mengemban amanah selama lima tahun kedepan,walau akhirnya Prabowo tak jadi presiden,namun kami tetap bangga dengan kemampuan Pak Prabowo yang mampu mendulang suara signifikan.

Sudah saatnya bangsa Indonesia memikirkan masa depannya,semoga presiden baru mampu memberikan jawaban untuk pertanyaan yang sudah lama di impikan,yaitu kesejahteraan,mungkin lima tahun tak cukup waktu untuk merubah negeri ini,namun jika kita bersama,bergandengan tangan,hal itu tidaklah mustahil,sudah saatnya hentikan caci maki,Pak Prabowo akan dikenang sebagai negarawan sejati jika mampu menyerukan seruan damai untuk para pendukungnya.Pada hakiatnya kita adalah saudara sebangsa.

Hentikan semua caci maki yang pernah terjadi,sangat mungkin dari kedua kubu mempunyai pendukung yang kelewat bersemangat mendukung jagoannya hingga seolah melupakan semangat persatuan Indonesia.Setiap orang mempunyai takdir masing masing,dan takdir Jokowi adalah presiden ke 7 RI,Soekarno,Soeharto,BJ Habibie,Gusdur,Megawati dan SBY pun tak pernah menyangka bisa jadi pemimpin negeri indah ini,namun memang takdir menuntunnya untuk menjadi presiden di republik ini,dan kini Pak Jokowi pun tertakdir untuk menjadi imam bagi jutaan rakyat Indonesia.

Ikhlas menerima Jokowi-JK sebagai pemimpin NKRI,mungkin itulah yang seharusnya dimiliki oleh para pendukung Pak Prabowo,masalah adanya kecurangan dalam pemilu,biarlah menjadi bahan pertimbangan hukum untuk orang orang yang mengerti tentang hukum,sebagai awam,saya telah menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara,kalau akhirnya Jokowi jadi presiden itulah kehendak Sang Maha Kuasa,manusia hanyalah sebatas ikhtiar,selamat bertugas untuk presiden baru,semoga hati,pikiran dan perbuatan Pak Jokowi nantinya selalu di bimbing oleh ALLAH SWT.

Semoga Indonesia yang kita cintai bersama,mampu menjadi negeri yang makmur,pemimpinnya mampu sejahterakan rakyatnya,janji janji musim pilpres bisa terpenuhi,semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline