Lihat ke Halaman Asli

Topik Irawan

TERVERIFIKASI

Full Time Blogger

Ketika Meet The Label Melawan Kelamnya Pembajakan di Langit Musik Nusantara

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14239142351451702098

[caption id="attachment_368916" align="aligncenter" width="300" caption="Ngulik bareng solois Rega di kantor Kompas lantai 6(dok pribadi)"][/caption]

Dunia musik adalah dunia tantangan dan ini selalu menarik buat saya, dan akhirnya dengan sorak di hati, saya terpilih menjadi salah satu dari 25 orang yang mengikuti acara nguliknya Kompasiana pada hari jum'at kemarin, sempat ketar ketir ngeri acara keburu habis, karena dari Tambun Bekasi saya baru bubaran kerja jam tiga sore, dengan memacu motor, melewati macetnya Jakarta dan ditambah hujan yang mengguyur di perjalanan, saya pun tiba dengan selamat, beruntung acara belum bubar dan sempat mengikuti acara walau tak bisa utuh.

Saat tiba, di depan ada pria brewokan yang terlihat tangkas menjawab pertanyaan seputar perkembangan musik tanah air, ada juga Mbak Nadya Fatira yang menjadi moderator acara, kalau Mbak Nadya, sudah tak asing lagi karena sering ketemu, sedangkan pria brewokan namanya adalah Mas Aldy Lauda dari label Alpha Record, sebenarnya saat performance Rega tak sempat saya tonton, namun beruntung di you tube ada penampilan Rega yang di unggah, jelas sekali bahwa video tersebut di unggah diacara Meet The Label nya Kompasiana.

Jadi saya pun bisa membandingkan suara dari video clip Rega versi official video dengan unggahan dari akun bernama Nyayu Fatimah Zahroh, suara Rega terdengar merdu walau tampil live, biasanya jika melihat acara musik di tivi, terlihat jelas sekali bahwa nyanyinya pake lipsyinc, namun di acara ngulik, ternyata Rega mampu memainkan lagu andalannya berjudul Takkan Lagi dengan penuh penghayatan dan live lho.

Maka meluncurlah bait bait lagu dan saya hapal refrainnya karena sebelum acara sempat download:

"Mungkin kau kan kembali, kembali dalam pelukku meski tak mungkin terulang lagi
Ku tak kan terjatuh lagi,terjatuh lagi dan lagi
Takkan kembali tersakiti,kau telah pergi kasih"

[caption id="attachment_368942" align="aligncenter" width="300" caption="Ngulik Meet The labels, nambah wawasan tentang musik(dok pribadi)"]

1423924797951070311

[/caption]

Di sesi tanya jawab, Mas Aldy Lauda dari Alpha Record juga memaparkan saat ini adalah saat yang seharusnya setiap anak bangsa bersiap menghadapi pembajakan, di era digital yang serba memungkinkan untuk tumbuh kembangnya pembajakan, dan untuk hal itu ada beberapa kiat agar industri musik tak benar benar mati karena pembajakan, salah satunya adalah memanfaatkan sarana you tube dan google untuk share dan mendapatkan duit.

Dan memang kita tahu bahwa sekarang ini bukanlah era keemasan dari pita kaset, dulu memang pita kaset menjadi andalan para produser musik,namun dengan kecepatan teknologi, pita kaset pun telah memudar, dan di era internet ini, lagu lagu sangat mudah untuk di download, inilah yang membuat para label pun mesti putar otak. Dan promosi lagu di era kekinian, radio menjadi ujung tombak, saat salah satu kompasianer bertanya, kenapa lagu lagu lawas dapat bertahan dan menjadi lagu legendaris, yang sekarang sepertinya sulit untuk dilakukan, nah untuk hal ini memang promosi lagu harus benar benar cerdik, dan salah satu agar lagu itu didengar banyak orang, maka radio pun menjadi medium pengantar yang bisa membuat lagu itu lebih dikenal, karena radio mempunyai acara semacam play list sehingga para pendengarnya bisa merekues lagu yang di sukainya.

Selain masalah promosi, dan juga pembajakan lagu yang tak pernah surut, ada satu hal yang disayangkan oleh Mas Aldy, yaitu peran pemerintah kurang serius menangani masalah industri musik, itu diketahui setelah ada salah satu kompasianer bertanya, mampukah musik Indonesia menahan gempuran dari budaya K Pop, pada dasarnya musik Indonesia untuk level Asia Tenggara sudah mumpuni, top dan berada di level tertinggi di region Asia Tenggara, bahkan saking takutnya akan serbuan musik Indonesia, pemerintah Malaysia sampai memprotek agar musik Indonesia tak terlalu merajalela di negeri jiran ini.

Jika pemerintah Korea Selatan sepenuh hati memberikan peluang seluas luasnya untuk aktris,aktor, penyanyi atau grup dio Korea Selatan terus berkembang, di Indonesia pemerintah seolah menutup mata kepada industri musik tanah air, padahal industri ini termasuk industri kreatif yang bisa menghasilkan devisa bagi negara, sangat di sayangkan memang jika pemerintah masih menganak tirikan peran industri kreatif di bidang musik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline