Jodoh, mati dan rezeki Allah yang tentukan, manusia diwajibkan untuk berusaha, berdoa dan bersabar. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam berusaha dan selalu mengiringinya dengan Do'a serta dilanjutkan dengan bersabar, maka nikmat dan keberkahan dari Allah yang akan dia dapatkan.
Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini banyak dampak yang ditimbulkannya yang pasti dampak kesehatan masyarakat dan ekonomi yang pertama terkena dampak, selanjutnya semuanya aspek pasti terdampak.
Banyak para pengusaha yang gulung tikar, pekerja di rumahkan, pengangguran baru bertambah banyak dan harga barang pangan merangkak naik harganya.
Rakyat menjerit karena mencari nafkah semakin sulit dan semua akses jalan ditutup, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tindakan pemerintah tentang social/physical distancing dan sekarang menjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadikan semua semakin sulit.
Tapi dibalik musibah pasti ada hikmahnya, bisnis-bisnis untuk tindakan preventif Covid-19 semakin menggeliat. Anjuran pemerintah untuk tindakan preventif seperti pakai masker, cuci tangan pakai sabun, berjemur, isolasi diri selama 14 hari, dan makan makanan yang bergizi.
Semua bisnis yang bergerak di bidang tersebut sudah merasakan hasil yang luarbiasa. Yang ingin penulis ulas adalah makanan yang bergizi dengan tujuan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Di samping makan yang bergizi, ada beberapa minuman yang dipercaya bisa meningkatkan daya tahan tubuh seperti konsumsi jahe, sereh, madu dan buah yang mengandung banyak vitamin E dan D.
Dengan demikian banyak pedagang minuman jahe dicari warga, tak terkecuali pedagang minuman jahe di kabupaten Brebes yaitu Warung Jahe Ibu Waeti Leuis. Jadi sekarang orang-orang disekitar wilayah Brebes banyak yang membeli jahe Waeti.
Sampai penulis datang untuk minum jahe setelah aktivitas membagikan bantuan pembersih lantai untuk masjid se-Kabupaten Brebes dari PP Dewan Masjid Indonesia (DMI), jahe Waeti masih terlihat sangat ramai, ada yang di minum disana dan banyak yang dibungkus mengingat masa physical distancing.