Lihat ke Halaman Asli

Topaz Aditia

Bohemian Thinker

The Last Supper: da Vinci & Teori Bangku Warteg

Diperbarui: 14 Agustus 2023   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leonardo da Vinci's The Last Supper - https://en.wikipedia.org/wiki/The_Last_Supper_(Leonardo)


Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa dalam lukisan "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci, Yesus dan para muridnya duduk sejajar di satu sisi meja? Bukan duduk berhadapan seperti pada jamuan makan pada umumnya? Simak beberapa hipotesa asumtif dan spekulatif di balik fenomena ini!

Hipotesa 1: Teater Musikal Abad Pertengahan
Ada dugaan bahwa da Vinci adalah penggemar teater musikal abad pertengahan. Bisa jadi dia terinspirasi oleh tata letak panggung teater di mana para aktor duduk berjajar di satu sisi panggung untuk memberikan pandangan yang lebih baik kepada penonton. Jadi, mengapa tidak menciptakan efek dramatis serupa dalam lukisannya?

Hipotesa 2: Mereka Mencoba Hindari Diskusi Politik
Mungkinkah Leonardo da Vinci mendapat ide lucu untuk menghindari cekcok saat makan?  Dengan duduk sejajar, para murid tidak akan melihat wajah satu sama lain saat makan, menghindari potensi diskusi politik yang dapat memanas. Siapa yang tahu, mungkin saja Petrus dan Yudas memiliki pandangan politik yang berlawanan.

Hipotesa 3: Bangku Bergaya Warteg
Spekulasi lainnya adalah bahwa da Vinci  mungkin pernah mengunjungi sebuah warung makan bergaya warteg di Italia pada abad ke-15 dan terinspirasi oleh cara mereka mengatur meja. Dalam suasana yang ramai, dengan banyak pelanggan yang berbincang-bincang, duduk sejajar mungkin adalah cara efektif untuk membuat percakapan berjalan lebih mudah. Siapa sangka, mungkin Leonardo juga menyukai hidangan cepat saji!

Hipotesa 4: Efek Simetris yang Unik
Sebagai seorang seniman, da Vinci mungkin tertarik dengan efek visual yang unik. Dengan menyusun para murid dalam pola sejajar, dia menciptakan simetri yang menarik dan membuat mata penonton terfokus pada wajah mereka. Ini adalah cara canggih untuk mengarahkan perhatian ke ekspresi individu pada momen krusial ini.

Hipotesa 5: Kekurangan Ruang di Dalam Ruangan
Terakhir, jangan kita lupakan bahwa lukisan ini adalah karya seni yang diciptakan dalam suatu ruangan dengan keterbatasan. Mungkin saja Leonardo da Vinci menghadapi kendala ruang yang membuatnya memilih tata letak yang lebih sederhana dan efisien.

Tentu saja, kita mungkin tidak akan pernah tahu dengan pasti alasannya. Tapi, menggali berbagai spekulasi dan asumsi ini memberi kita pandangan unik tentang pikiran kreatif Leonardo da Vinci dan bagaimana detail-detail kecil dalam karyanya dapat mengilhami berbagai teori yang menghibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline