Sampai sekarang, masih banyak kristen yang percaya akan adanya suatu tempat yang diberi nama neraka (bahasa Indonesia) atau Hades (bahasa Yunani) atau Tartarus (bahasa Yunani)sebagai suatu tempat dimana roh-roh manusia akan menerima penyiksaan atau penghukuman atas dosa-dosa yang mereka lakukan semasa hidup mereka di dunia.
Bahkan, ada beberapa kristen yang katanya “dibawa” oleh “Yesus” ke neraka dan kemudian diperintahkan oleh “Yesus” itu untuk memberitakannya pada manusia-manusia lainnya.Contohnya kesaksian Mary Katherine Baxter yang bisa dibaca di sini :
http://spiritlessons.com/mary_k_baxter_a_divine_revelation_of_hell.htm
Secara prinsip, adanya penyiksaan atau penghukuman sudah bertentangan dengan ajaran Yesus dan tujuan pengutusan Yesus kepada manusia. Yesus diutus Allahnya bukan untuk menghakimi, bukan untuk menghukum namun untuk menyelamatkan. Dan ini tidak pakai periode-periode-an. Selamanya demikian. Jadi, tidak ada cerita tuh Yesus menyelamatkannya sudah selesai, sekarang atau nanti tinggal masa/periode penghukuman/penghakiman.
Dengan memahami bahwa Allah menyelamatkan melalui pengutusan Yesus maka harusnya kristen2 bisa menolak kesaksian akan tempat penghukuman atau penyiksaan seperti salah satu contoh di atas.
Hades yang dipercaya/ditafsirkan sebagai tempat penyiksaan, alias neraka, adalah sebuah kesalahan penafsiran.
Ayat2 di Kitab Perjanjian Baru tidak bicara Hades sebagai sebuah tempat penyiksaan. Detailnya di sini .
Dengan penghapusan dongeng ini, tidak berarti tidak ada neraka.
Neraka tetaplah ada. Dongengnya saja yang dihapus.Dongeng hanya untuk anak-anak kecil. :-)
Neraka yang bukan dongeng adalah kondisi/keadaan bathin, state of being, keadaan roh si manusia.
Neraka adalah ketika manusia hidup dalam keinginan daging (Gal 5:18-21). Ketika manusia tersiksa atau terhukum oleh perbuatan/keinginannya sendiri.