Suara kerumunan dimana-mana, para pedagang menyuarakan diskon besar-besaran. Para wanita bergerombolan menyerbu ke setiap toko yang berada di mall pada waktu itu, sementara bapak-bapak menggendong bayi-bayi mereka seperti baby siter saja. Entah mengapa aku berdiri disana memikirkan untuk mencari pemeran utama. Mataku berjalan seperti sebuah kamera yang dimana mencari subjek-subjek yang tertarik untuk kurekam dan kusimpan di memoriku.
Ibuku mengajakku untuk mengantarnya berbelanja baju hari raya untuk adik kecilku yang berumur 5 tahun. sebenarnya hal ini membuatku bosan, Aku tipikal orang yang tak suka dengan mall, aku tak suka dengan keramaian, sebenarnya bukan ini yang mau kubicarakan. Ah! ini dia! aku bertemu dengan pemeran utama.
Dia sesosok pria, ia memakai sebuah kalung bola-bola besi yang besar. memakai baju kaos yang besar, memakai celana gantung dan sepatu nike bak seperti penyanyi hiphop. kuperkirakan umurnya lebih dari 60 tahun, Pria itu berjalan sangat pelan seperti adegan-adegan film (slow motion). Kuperhatikan setiap gerak-geriknya, dia berjalan seperti sebuah irama hiphop, entah apa lagu yang didengar dalam memorinya.
Pada suatu ketika pria tua itu memilih-milih baju yang akan dia beli, kulihat dia sangat detail melihat baju-baju tersebut. Setelah 15 menit ia tak menemukan satu baju pun, ia tampak sedikit kesal dan mengertu sendiri sehingga menarik perhatian orang sekitarnya, ya mungkin alam bawah sadar sedang mengendalikan dirinya karena mungkin ia sedang berpuasa. Lalu tibalah seorang pelayan toko menghampirinya “cari apa pak?” lalu pria tua itu menjawab “aku sedang mencari pakaian untuk cucuku”
“Pakaian seperti apa pak?”
“Aku mencari baju badut”
lalu pelayan toko itu terheran
“Baju badut? maaf pak kami tidak menyediakan baju seperti itu”
“Lah kan ini toko baju, seharusnya menyediakan seluruh macam baju”
“Kami hanya menjual baju yang laku dipasaran pak”
“Pokok nya saya gamau tau saya ingin baju badut”