Pada suatu sore yang berwarna orange matang. Caroline, perempuan yang waktu itu menjadi kekasihnya Ciko mengajak Ciko untuk bertemu di taman kota yang biasa mereka singgahi. Ciko datang ke taman itu dan melihat Caroline telah menunggunya untuk datang. Ciko melihat Caroline memakai gaun yang paling ia sukai pada sore itu. Lalu Ciko datang menghampirinya dan memeluknya sambil mencium keningnya, Carolione mempersilahkan Ciko untuk duduk disampingnya. Tak tau kenapa Caroline lebih cantik dari hari-hari sebelumnya, kali ini ia memakai lipstik merah jambu yang membuat ciko merasa terkesima melihat Caroline pada hari itu.
“kau tampak cantik hari ini, ada apa?”
Caroline hanya tersenyum malu mendengar pujian yang dilontarkan Ciko kepada dirinya.
“aku sangat bahagia ketika kau ajak aku ketempat paling indah di kota ini”
Ciko terheran dan sedikit bingung dengan ucapan Caroline
“maksudmu tempat ini??”
“bukan , bukit Holsvi , tempat yang kau perlihatkan kepadaku kemarin sore”
Ciko semakin heran dan semakin bingung dengan ucapanya Caroline, mengingat ia kemarin tidak bersama Caroline.
“aku semakin tak mengerti yang kau ucapkan, bukannya kita tidak bertemu?”
“aku tidak salah kok, kau ajak aku ke bukit Holsvi. Aku masih mengingat momen itu, ketika kau peluk aku dari belakang sambil memandangi pemandangan kota ini dari bukit itu dan kau bilang kau akan menungguku disana pada pukul 5 sore ini.
Ciko semakin berdebar dan merasa cemas dengan apa yang diucapkan oleh Caroline, Ciko semakin tak tau apa yang ingin ia ucapkan. Terlihat keringat dingin dari keningnya, tiba-tiba Caroline menggengam tangan Ciko dan menarik Ciko dari tempat duduknya.