Lihat ke Halaman Asli

Pemberian Ilmu Pengetahuan Kepada Anak Putus Sekolah Tanpa Melalui Pendidikan Formal

Diperbarui: 6 Mei 2023   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data (Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/research/20221128122021-128-391770/lapor-pak-jokowi-angka-anak-putus-sekolah-naik-lagi)

Menjalani kehidupan ini akan banyak hal yang tidaklah sama antara satu orang dengan orang lain. Untuk membuktikan hal tersebut dapat melihat akan kehidupan para siswa. Di beberapa siswa ada saja yang sudah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal tetapi disia-siakan. Sedangkan di satu sisi lainnya ada seseorang siswa yang bekerja mati-matian untuk dapat merasakan pendikan formal. Walaupun sudah melakukan berbagai macam hal tetapi nyatanya terkadang seseorang tersebut akan merasakan putus sekolah terutama yang masih anak-anak/

Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPS di tahun 2022 saja sudah terjadi peningkatan akan anak putus sekolah dibandingkan tahun 2019. Data tersebut meliputi jenjang SD (0,13%), SMP (1,06%), hingga SMA (1,38%). Jika ditotal dapat dikatakan bahwa sebanyak 2,57% anak-anak merasaka putus sekolah dari total penduduk Indonesia yang ada. Secara arti menandakan bahwa 25 anak merasakan putus sekolah dari 100 jiwa warga. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa di lingkungan para pembaca terdapat anak yang merasakan putus sekolah saat ini.

Padahal mengenyam pendidikan secara formal memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai macam teknologi yang saat ini digunakan. Dimana semua hal tersebut didapatkan dari ilmu pengetahuan formal yang didapatkan dari berbagai macam penemuan dahulu yang kini dikembangkan ke arah yang lebih baik. Sehingga kini kehidupan dapat menjadi lebih mudah contohnya saja kini mulai ditemukan mobil listrik yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan sebuah polusi udara.

Pendidikan (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/buku-asia-anak-anak-anak-laki-laki-1822474/)

Memang saat ini mendapatkan ilmu pengetahuan didapatkan tidak hanya berfokus kepada pendidikan formal saja. Apalagi berdasarkan berbagai macam media yang ada baik itu cetak maupun elektonik sampai internet memaparkan bahwa tiap tahun biaya untuk pendidikan formal mengalami peningkatan. Peningkatan biaya yang terjadi tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan banyak anak mengalami putus sekolah. Belum lagi biaya kebutuhan hidup juga terus merangkat naik dibandingkan dengan biaya kenaikan upah yang naik tetapi tidak dapat menuput akan biaya kebutuhan hidup. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan hidup maka terkadang anak dalam mengenyam pendidikan formal menjadi salah satu hal yang dikorbankan agar dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga biaya kebutuhan hidup dapat terpenuhi.

Jika sudah terjadi banyaknya anak-anak yang merupakan generasi bangsa ini tidak mengenyam pendidikan formal dalam menerima ilmu pengetahuan akan memberikan dampak yang sangat serius. Dimana salah satu dampak tersebut terjadi penjajahan modern karena sumber daya manusia bangsa tidak mampu mengelola potensi yang ada. Sehingga setiap pekerjaan yang ada akan dikerjakan oleh sumber daya manusia dari luar negeri. Sedangkan pada sumber daya manusia bangsa akan menjadi pekerja nomor dua. Di ujungnya membuat secara rasa akan terjajah di negeri sendiri.

Tentunya hal tersebut tidak mau terjadi pada bangsa Indonesia ini. Maka dari itu dibutuhkan sebuah cara yang efektif dibarengi dengan pemberian dampak jangka panjang. Tetapi cara yang dilakukan tersebut tanpa melibatkan akan pendidikan formal yang sangat sulit digapai oleh anak yang telah putus sekolah dalam memberikan ilmu pengetahuannya. Sehingga berikut ini adalah beberapa cara yang untuk memberikan ilmu pengetahuan bagi anak putus sekolah tanpa melalui pendidikan formal salah satunya yaitu:

Pertama melalui program pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal merupakan pendidikan yang tidak menerapkan kurikulum formal. Penerapan program tersebut agar memberikan sebuah kesempatan akan terjadinya transfer ilmu pengetahuan khususnya kepada anak-anak yang mengalami putus sekolah. Program yang diberikan tersebut berbentuk kursus atau pelatihan akan berbagai hal antara lain bahasa Inggris, kursus keterampilan, kursus kewirausahaan, dan sebagainya.

Pendidikan Online (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/sekolah-konferensi-video-5711987/)

Kedua membuat pendidikan online. Saat ini era digitalisasi sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Kondisi tersebut tidak ada untuk dimanfaatkan agar dapat mendirikan pendidikan online. Pendirian pendidikan online tersebut harus bersifat gratis agar tidak menekan para orang tua yang anaknya telah putus sekolah tersebut. Agar lebih sukses tidak ada salahnya pihak pemerintah melakukan kerja sama dengan platform edukasi online yang sudah digunakan oleh masyarakat. Adanya pendidikan online tersebut membuat anak-anak yang putus sekolah tersebut dapat tetap merasakan ilmu pengetahuan walaupun belajar secara mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline