Net-Zero Emissions atau yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nol-bersih emisi itulah kata-kata yang belakangan ini sedang naik daun. Meskipun munculnya kata-kata "Net-Zero Emissions"sekitar tahun 2008 tetapi mulai tersorot oleh masyarakat banyak ketika moment Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris tahun 2015. Dimana hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi Iklim mewajibkan kepada negara industri dan maju agar mencapai nol-bersih emisi ditahun 2050.
Permasalahan mengenai emisi bagi setiap negara khususnya negara industri dan negara maju seperti sebuah bayangan yang selalu saja mengikuti kemanapun kegiatan negara tersebut berjalan. Namun tidak menutup mata kepada negara-negara lainnya seperti negara Indonesia menyimpan sebuah permasalahan akan emisi.
Mungkin sudah sejak lama bahkan sampai sekarang permasalahan mengenai emisi bagi negara Indonesia sudah bersarang ditengah roda aktifitas negara Indonesia. Menariknya lagi mungkin saja kita sebagai masyarakat turut serta menyumbang akan emisi yang dihasilkan oleh negara Indonesia sebagai tempat beraktifitas.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh pihak World Research Institute (WRI) mengatakan bahwa lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global disumbang oleh sepuluh negara di dunia. Sedangkan data dari Climate Watch yang dirilis oleh WRI Indonesia mengatakan bahwa negara Tiongkok menjadi negara dengan kontributor emisi gas rumah kaca terbesar hingga awal tahun 2018.
Negara Tirai Bambu menghasilkan sebanyak 12.399,6 juta metrik ton karbon dioksida ekuivalen (MtCO2e). Jika disetarakan jumlah tersebut sebanyak 26,1% dari total emisi globa yang terjadi. Negara Indonesia juga ternyata masuk kedalam seputuh negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebanyak 965,3 MtCO2e. Hasil yang dibuat oleh negara Indonesia setara dengan 2% dari emisi yang dihasilkan oleh dunia. Jumlah yang dihasilkan ternyata mayoritas didominasi oleh sektor energi.
Apa itu sektor energi???
"Sektor energi adalah segala kegiatan usaha penyediaan energi yang terdiri dari eksplorasi dan ekstraksi sumber daya energi; transformasi sumber daya energi menjadi energi; transmisi dan distribusi energi baik energi terbarukan maupun tak terbarukan". (Annisa Sekar Sari, 2020, dari https://tractionenergy.asia/id/__trashed/).
Apabila ditarik secara benang merahnya sektor energi bertujuan untuk menghasilkan sebuah energi bagi aktifitas sehari-hari masyarakat. Salah satu contoh penggunaan dari sektor energi adalah listrik. Ya, listrik merupakan sebuah hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat didalam kegiatan sehari-hari. Bahkan jika sampai harus diibaratkan maka listrik akan menjadi sebuah roda bagi gerobak. Dimana apabila gerobak tersebut ingin berjalan menapaki jalan maka dibutuhkan roda. Dari pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa apabila masyarakat ingin dapat beraktifitas dengan baik tanpa adanya hambatan maka dibutuhkan listrik.
Penggunaan listrik cukup beragam dari bangun tidur sampai tidur kembali kita sebagai manusia selalu membutuhkan listrik. Contoh penggunaan listrik yaitu sebagai pemasok energi bagi kebutuhan peralatan elektronik. Dengan adanya energi listrik sebagai pemasok tersebut maka setiap peralatan elekrtonik yang dibutuhkan dapat berjalan sehingga membantu aktifitas sehari-hari manusia.