Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan kuat. Besar dan kuatnya negara Indonesia bisa terlihat dari proses perjuangan meraih kemederkaan. Tentunya kita sebagai masyarakat dari negara Indonesia sudah mengetahui bahwa kemedekaan yang digapai oleh negara Indonesia tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Ada proses yang panjang sebelum akhirnya seluruh elemen yang ada di negara Indonesia benar-benar meraih kemedekaan secara penuh.
Proses yang panjang dalam meraih kemedekaan negara Indonesia bisa kita lihat dari film perjuangan atau film berbasis sejarah. Didalam kedua film tersebut dipampangkan secara garis besar mengenai perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang dalam meraih kemerdekaan. Dengan di pampangkan secara garis besar tersebut harapannya para generasi muda dari negara Indonesia tidak akan lupa akan perjuangan yang telah memerdekan negara Indonesia dari tangan para penjajah dahulu kala.
Berbicara menengai film perjuangan atau film berbasis sejarah memang sudah cukup banyak di produksi oleh para pembuat film di negara Indonesia. Bahkan mungkin dari tahun ke tahun ada saja orang-orang yang memproduksi film yang mengangkat tema film perjuangan atau film berbasis sejarah. Salah satu contoh film perjuangan seperti Merah Putih, Janur Kuning, Perburuan, sampai Darah dan Doa. Sedangkan untuk film berbasis sejarah ada Wage, Kartini, sampai Soekarno: Indonesia Merdeka.
Dari kedua contoh baik itu film perjuangan atau film berbasis sejarah ternyata ada perbedaanya. Untuk melihat perbedaan tersebut bisa kita lihat dari pengertiannya.
Film perjuangan merupakan film yang memiliki cerita tentang sebuah upayah para patriot dalam memperjuangan merebut serta mempertahankan kemerdekaan.
Sedangkan untuk film berbasis sejarah merupakan sebuah film sejarah yang tidak harus menceritakan tentang peperangan bisa juga berbicara mengenai sejarah tokoh nasional. Dari pengertian yang telah dipaparkan tentunya para pembaca setidaknya dapat mengetahui akan perbedaan antara film perjuangan dan film berbasis sejarah.
Ada satu hal yang menarik dari dua film tersebut. Dimana kedua film tersebut seperti kurang diminati oleh masyarakat. Jika kita analisis lebih dalam ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang peminatnya masyarakat terhadap film perjuangan maupun film berbasis sejarah. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab film perjuangan atau film berbasis sejarah menurut penulis yaitu:
Pertama adanya pesaingan film yang cukup ketat. Persaingan didalam dunia perfilman memang sudah sangat ketat. Apalagi dengan adanya globalisasi membuat persaingan film menjadi lebih ketat lagi. Maka ketika adanya sebuah film perjuangan atau film berbasis sejarah yang dipasarkan pastinya akan disaingi oleh film-film yang berasal dari luar negeri. Kondisi tersebut tentunya membuat film-film yang mengangat perjuangan atau berbasis sejarah menjadi kian tertekan.
Kedua visual dan audio yang masih kalah. Visual dan audio merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan didalam dunia film. Untuk membuat film yang berkualitas baik dari sisi visual dan audio pastinya dibutuhkan teknologi yang canggih. Namun dengan teknologi yang belum bisa sejajar dengan negara maju lain maka membuat sisi visual dan audio masih tertinggal.