Lihat ke Halaman Asli

Adaptasi Hidup Akan Mengelola Ikan Nila Berdampak Ekonomi

Diperbarui: 22 Juni 2021   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adaptasi (Sumber Gambar: https://pixabay.com/id/photos/bunglon-alam-reptil-margasatwa-3837131/)

Adaptasi, itulah merupakan kata yang harus selalu dipegang oleh setiap orang didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan kata "adaptasi". Apalagi kita mengenal adaptasi tersebut ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya dalam pelajaran biologi.

Arti dari kata adaptasi pada belajaran biologi terdapat pada hewan. Sedangkan secara arti adaptasi merupakan sebuah cara atau kemampuan dari mahluk hidup agar dapat menyesuaikan diri terhdap lingkungan agar dapat bertahan hidup. Namun untuk manusia menurut penulis adaptasi adalah sebuah cara yang dilakukan agar tetap dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidup ditengah-tengan kondisi masa depan yang tidak tentu.

Kini kita sedang dilandai oleh sebuah wabah pandemik atas virus Corona. Bisa dikatakan bahwa wabah pandemik virus Corona sudah berlangsung cukup lama hampir bisa dikatakan satu tahun lebih. Dari adanya wabah pandemik virus Corona tersebut tentunya menjadi sebuah pukulan besar bagi setiap orang yang hidup. Bahkan bukan hanya masyarakat saja yang mengalami pukulan besar tersebut tetapi juga pihak pemerintah. Dengan demikian tidak heran kalau kini keinginan masyarakat dan pemerintah untuk dapat mengendalikan serta menekan penyebaran virus Corona ditengah-tengah kehidupan.

Karena munculnya keinginan tersebut maka tidak heran kalau kini pemerintah mengeluarkan berbagai macam kebijakan. Ada banyak sekali contoh akan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara Indonesia seperti work from home, PSBB, sistem pembelajaran online, dan pengurangan kapasitas pekerja. Semua kebijakan tersebut secara garis besar memiliki tujuan untuk menekan aktifitas diluar ruangan bagi masyarakat.

Ternyata kebijakan yang dibuat oleh pemerintah negara Indonesia bagi masyarakat memberikan efek lainnya bagi masyarakat pada bidang ekonomi. Semakin banyak masyarakat yang tidak beraktifitas diluar ruangan maka roda ekonomi sedikit terganggu. Salah satu contohnya seperti daerah lingkungan wisata, restoran, tempat menginap, sampai hal lainnya kini menjadi sepi. Karena tidak adanya transaksi diberbagai tempat tersebut namun biaya cost yang dibayar cukup besar. Perbedaan antara jumlah transaksi dengan biaya cost yang dikeluarkan mau tidak mau ada satu hal yang dilakukan agar dapat tetap bertahan. Dimana salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi jumlah pekerja agar dapat meringankan biaya cost yang dikeluarkan.

Cara yang ditempuh akan mengurangi jumlah pekerja banyak dilakukan oleh tempat kerja yang ada. Alhasil banyak sekali orang-orang didalam masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Mungkin contoh nyatanya bisa dilihat diberbagai macam media baik itu media cetak sampai media elektronik banyak yang memaparkan akan banyak pihak yang mengalami pemutusan hubungan kerja di tengah-tengah wabah pandemik virus Corona. Walaupun terjadi pemutusan hubungan kerja tetapi kebutuhan hidup seseorang harus dapat dipenuhi.

Kita sebagai masyarakat sudah mengetahui bahwa kebutuhan manusia didalam menjalani kehidupan sehari-hari terbagi kedalam tiga. Sandang, papan, dan pangan merupakan kebutuhan yang harus selalu dipenuhi oleh orang-orang. Bahkan ketika seseorang tidak bisa memenuhi ketiga kebutuhan tersebut maka menjalani kehidupan sehari-hari akan terganggu. Kini dengan hidup di wabah pandemik virus Corona kebutuhan orang-orang kian bertabah yaitu berbagai pencegah akan virus Corona seperti masker sampai hal lainnya. Semua kebutuhan tersebut harus dapat dipenuhi seseorang didalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Ada salah satu kampung yang sukses melakukan adapatasi serta terbebas dari dampak pukulan atas wabah pandemik virus Corona yang terjadi. Dimana nama kampung tersebu yaitu Kampung Nila Slilir (KNS). Untuk alamat sendiri terletak di Jl. Pelabuhan Tanjung Priok No. 54, RT 05/RW 03, Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. KNS tersebut juga bergabung didalam sebuah Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) untuk merintis sebuah usaha ikan nila menggunakan teknologi bioflok.


Bioflok terdiri dari dua kata yaitu Bio yang berarti hidup dan flok yang bearti gumparan. Sehingga bioflok merupakan gumparan hidup. Didalam teknologi tersebut disebarkan bakteri khusus yang dapat tumbuh hidup menjadi gumparan. Gumparan-gumparan tersebut akan menjadi makanan ikan. Sehingga adanya bakteri tersebut dengan ikan nila dapat terjalin sebuah hubungan simbiosis mutualisme. Dimana ikan nila menghasilkan zat sisa yang akan dimakan oleh bakteri. Bakteri tersebut akan dimakan kembali oleh ikan nila. Walaupun sudah terdapat gumpalan bakteri yang menjadi makanan tetapi pakan harus juga diberikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline