Lihat ke Halaman Asli

Tony

Asal dari desa Wangon

Parantapa Murka (Bagian 3)

Diperbarui: 6 September 2021   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

BAGIAN 3 : TITIK TERANG

Ramos memasang kembali kaki palsunya. Badannya yang masih basah terlihat sedikit berwarna abu-abu, tetapi tidak tampak sama sekali bahwa dirinya sedang mengalami gejala hipotermia. Kondisi yang luar biasa mengingat usia Ramos yang sudah tua mampu berenang sampai ke Nusa Kambangan. Sambil mengeringkan badan, Ramos sesekali melirik ke Rina yang berdiri memandang dirinya sambil bertolak pinggang. Wajahnya terlihat ketus, kepalanya seakan mau meledak menahan emosi.

"Ada yang aneh disekujur tubuhku?" Tanya Ramos.

"Bukan aneh, tapi sangat keterlaluan!" Jawab Rina.

"Apanya?"

"Kelakuan Anda!"

"Sejak kapan orang berenang menjadi sangat keterlaluan?"

"Anda bisa saja ditembak mati ditengah laut, sebab mirip sekali seorang napi yang berusaha lolos dari penjara."

"Lalu kenapa tidak ada yang menembak saat aku sedang berenang?"

Rina terdiam beberapa saat. Dia tahu bahwa hampir tak seorangpun yang mampu berenang ke Nusa Kambangan mengingat arus ombaknya yang besar, kedalaman air yang cukup ekstrim di sekitar pantai dan setiap saat bisa saja tiba-tiba muncul binatang buaya.

"Harap kembali ke hotel secepatnya. Ada briefing sebentar lagi dari Pak Untung." Kata Rina sambil hendak berlalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline