Lihat ke Halaman Asli

Tony

Asal dari desa Wangon

Kisah Dua Kelinci Sumatra

Diperbarui: 19 Agustus 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari di daerah Bukit Barisan, terdapat dua ekor kelinci betina yang gemuk dan sehat yang selalu pergi berdampingan kemanapun mereka pergi. Dua kelinci itu memiliki nama, yang satu bernama Kelinci Apik dan yang satunya bernama Kelinci Ala. Kelinci Apik mempunyai seekor anak berumur enam minggu dan masih disapih. 

Rasa persaudaraan yang kuat membuat Kelinci Apik kadang tidak mempermasalahkan apabila Kelinci Ala sesekali hendak memeluk anaknya. Tetapi si anak kelinci lebih sering menghindar daripada menurut. Kelinci jantan kecil ini tidak mau jauh dari hangat pelukan induknya.

Kelinci-kelinci liar itu adalah hewan asli daerah Sumatra bagian utara. Bulu tubuhnya unik, memiliki garis-garis kecoklatan dengan ekor berwarna merah dan bawah perutnya berwarna putih. Sekarang populasinya mengalami penurunan yang cukup drastis karena perambahan hutan yang agresif di pulau Sumatra. Berdasarkan kriteria keunikan evolusi dan kecilnya populasi, para ahli menempatkan Kelinci Sumatra yang cerdik pada daftar 100 spesies mamalia berisiko besar dari kepunahan.

Seperti biasa, saat malam tiba Kelinci Apik selalu keluar dari liang persembunyiannya untuk mencari makan. Berbeda dengan saudaranya yang sangat malas, untuk menghindari dari predator seperti burung hantu, Kelinci Apik selalu membarui beberapa titik liang-liang bekas hewan lain sebagai persembunyian darurat. Tapi saat menemukan menu favoritnya berupa pucuk daun muda dan tanaman yang berukuran pendek, Kelinci Apik mendengar suara jeritan. Jeritan anaknya.

Bergegas Kelinci Apik menuju liang tempat anaknya. Kosong. Lalu dia mencoba mencari kembali. Jeritan kedua terdengar. Kelinci Apik bergegas lagi menuju ke arah suara. Setelah mencari cukup jauh akhirnya ketemu. Anaknya diam ketakutan di belakang Kelinci Ala.

"Apa yang terjadi?" tanya Kelinci Apik.

"Cukup," jawab Kelinci Ala, "Mulai sekarang kamu tidak berhak dengan anak ini. Akulah induknya mulai malam ini."

"Tapi itu tidak mungkin." Kata Kelinci Apik.

"Sudah lama aku ingin melakukan hal ini," kata Kelinci Ala, "Tidakkah kamu merasakan bahwa aku juga ingin menjadi seorang ibu."

"Kita sudah lama saling mengenal dan kamu boleh kapan saja bersama anak itu," kata Kelinci Apik sambil sedikit memohon, "Dia tetap akan menjadi anakmu, anak kita."

"Tidak!" Kelinci Ala mendorong Kelinci Apik hingga terjerembab, "Pergi jauh-jauh dan lupakan kami!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline