Lihat ke Halaman Asli

Anton Kapitan

Seorang pegiat pendidikan yang menyukai diskusi dan debat

Presiden Jokowi Panen Raya: Indonesia Menuju Lumbung Pangan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden Indonesia, Bapak Jokowi, pagi tadi berangkat dari Jakarta menuju Ponorogo, Jawa Timur. Sang Presiden yang terkenal dengan gaya blusukannya melakukan perjalanan menggunakan pesawat kepresidenan, tidak hanya dalam rangka kunjungan kenegaraan, melainkan pula untuk menjumpai para petani. Satu kebanggaan tersendiri bahwa Jokowi melakukan tindakan mulia ini. Terbersit dalam bayangan saya, 'kalau setiap pemimpin negeri rela melakukan tindakan mulia seperti ini, betapa bahagianya ibu pertiwi karena punya anak-anak yang tahu menghargai orang-orang sebangsanya dengan segala kewibawaan yang ada padanya'. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat membawa tahtanya dan mendekatkannya pada rakyat yang dipimpinnya.

Dalam nada kebanggaan, saya berusaha mencermati perjalanan presiden. Beliau menuju Ponorogo untuk menghadiri dan terlibat langsung dalam panen raya padi dan jagung. Fakta sedang berkisah, Sragen, Ngawi, Demak, Kudus sedang disibukan dengan musim panen. Padi dan jagung para petani dipanen. Giliran pun tiba untuk para petani Ponorogo. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, atau lebih tepatnya, anak-anak ibu pertiwi, tentu para petani sangat bahagia bahwa bapaknya (Baca: Presiden Jokowi) bisa menyaksikan hasil kerja mereka. Tentu ini satu penghargaan bagi mereka yang kecil dan sederhana di mata Indonesia. Kedatangan beliau yang terbaca sebagai bagian dari apresiasinya terhadap kaum kecil, mengingatkan saya akan pidato pertama kenegaraannya, tertanggal 20 Oktober 2014-saat pelantikannya sebagai presiden, dimana beliau menyapa para nelayan, para buruh, para petani, para pedagang bakso dan asongan, para sopir dalam kesejajaran dengan akademisi, guru, TNI, POLRI, pengusaha dan kalangan profesional agar bekerja keras, bahu-membahu dan bergotong royong sebab semuanya adalah bagian dari sejarah Indonesia masa kini untuk  bergerak bersama untuk bekerja, bekerja dan bekerja.

Para petani, betapa pun kecil dan sederhananya, sesungguhnya mereka juga pelaku sejarah Indonesia masa kini di bawah semboyan 'kerja, kerja dan kerja!' Dengan demikian, adalah satu keluhuran bahwa Bapak Presiden begitu konsisten pada perkataannya. Kehadirannya di antara para petani adalah bukti penghargaan tulus atas sumbangsih para petani dalam menorehkan sejarah Indonesia masa kini.

Lebih lanjut, ijinkan saya mengugat nurani dan juga daya pikir sidang pembaca, bolehkah kita nyambung cerita tentang Indonesia menuju lumbung pangan dengan panen raya Sang Presiden? Sepintas tentu, anda dan saya sepakat untuk mengatakan tidak mungkin Indonesia jadi lumbung pangan dengan panen raya ini. Namun bila ditelaah lebih jauh, saya optimis, pelan tapi pasti, Indonesia sedang menuju lumbung pangan, asalkan Menteri Pertanian dan menteri lainnya dalam kesatuan gerak dan semangat kerja terus memberikan dukungan dan perhatian dengan gaya blusukan yang terbebaskan dari proyek pencitraan.Motivasi, dukungan dari pemerintah terhadap para petani sangat besar daya pengaruh dalam mewujudkan cita-cita luhur: Indonesia makmur melalui swasembada pangan. Salam Pak Presiden, salam Bapak Jokowi. Hadirnya beliau memberi arti bagi kaum kecil dan hina. Itu bagian terindah dari langkah menuju Indonesia surplus pangan sebagai sejarah Indonesia masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline