Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Bubarkan PSSI, Ganti OSI

Diperbarui: 13 Januari 2023   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW


Bila pengatur sepak bola +62 masih bernama PSSI, sepertinya, 1000 tahun pun mengejar prestasi selalu mimpi.

(Supartono JW.13012023)

Bubarkan PSSI, itulah komentar yang mengerucut dari netizen atau publik sepak bola nasional. Akibat ulah Exco PSSI yang ibarat petir di siang bolong, tahu-tahu membuat keputusan kompetisi Liga 2 dan 3 dihentikan. Pun kompetisi Liga 1 tanpa degradasi.

Ini karena permainan dari pihak Liga 1 kemudian, seolah tanpa degradasi adalah buntut dari Liga 2 dan 3 disetop? Padahal...

Prestasinya gagal karena pondasi salah

Kendati Timnas Indonesia di 2023 memiliki agenda di antaranya Piala Asia U-20, SEA Games, Piala Dunia U-20, dan Piala Asia, namun kemarahan dan kekecewaan publik sepak bola nasional nampaknya sudah diubun-ubun.

Sudah Timnas gagal di Piala AFF karena problematika dasar Sumber Daya Pemain (SDA) Timnas yang masih jauh dari standar atau kalah jauh kualitasnya dengan SDM pemain bola Vietnam dan Thailand, karena kegagalan PSSI dalam pembinaan sepak bola nasional mulai dari akar rumput yang dibiarkan terus menjamur, tetapi tidak diurus. Hanya dipetik buahnya. Meski buahnya juga hasil dari pendidikan, pelatihan, dan pembinaan yang salah.

Jauh dari sentuhan kognisi, afektif, psikomotor yang sesuai teori dan keilmuan. Di ampu oleh manusia-manusia yang tidak memiliki tiket pedagogi. Akan sampai kapan pun, bila benang kusut ini tidak disembuhkan, 1000 tahun pun Timnas mustahil berprestasi, meski sekadar di tingkat Asia Tenggara. Ingat, prestasi Timnas itu adalah Timnas Senior. Bukan Timnas kelompok umur atau yunior, yang setiap hasil laganya menjadi catatan FIFA dalam penentuan ranking dunia.

Jadi, hingga detik ini, prestasi PSSI adalah gagal karena pondasinya salah. PSSI hanya untuk bancakan kepentingan mereka, bukan untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat.

Di luar logika

Setali tiga uang, jelang KLB, PSSI pun tak ubahnya hanya sebagai sarang atau kumpulan manusia tidak berkarakter. Hanya mencari makan dari sepak bola dan menjadikan PSSI sebagai kendaraan politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline